HARIAN DISWAY - Dalam dunia Marvel, para pahlawan biasanya digambarkan sebagai sosok yang sempurna. Namun, Thunderbolts hadir sebagai pengecualian. Tim itu terdiri dari para villain. Namun kini, mereka berusaha menebus dosa masa lalu.
Konsep itu pertama kali diperkenalkan pada 1997 oleh Kurt Busiek dan Mark Bagley dalam komik The Incredible Hulk #449.
Awalnya, Thunderbolts adalah penyamaran dari kelompok penjahat Masters of Evil yang dipimpin oleh Baron Zemo.
BACA JUGA:Norman Osborn dan Thunderbolts, Ketika Green Goblin Memimpin Dunia
Mereka berpura-pura menjadi pahlawan untuk mendapatkan kepercayaan publik. Namun seiring waktu, beberapa anggota mulai benar-benar ingin berubah menjadi lebih baik.
Seiring berjalannya waktu, Thunderbolts mengalami berbagai perubahan formasi dan kepemimpinan. Setelah pengkhianatan Zemo terungkap, tim itu dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Hawkeye, Luke Cage, dan Bucky Barnes.
Baron Zemo, otak di balik Thunderbolts yang menyulut api penebusan palsu. --Nerdist
Namun, tidak semua versi Thunderbolts memiliki niat mulia. Di bawah kepemimpinan Norman Osborn, tim itu berubah menjadi alat propaganda pemerintah yang brutal. Terdiri dari individu-individu berbahaya seperti Bullseye dan Venom.
BACA JUGA:Mengenal 5 Thunderbolts di Komik Marvel, Kisah Penebusan dan Kontradiksi Moral
Kini, Marvel Studios membawa Thunderbolts ke layar lebar dalam film Thunderbolts yang dirilis pada 2 Mei 2025.
Film itu menampilkan Yelena Belova (Florence Pugh), Bucky Barnes (Sebastian Stan), Red Guardian (David Harbour), Ghost (Hannah John-Kamen), Taskmaster (Olga Kurylenko), dan John Walker/U.S. Agent (Wyatt Russell).
Mereka direkrut oleh Valentina Allegra de Fontaine (Julia Louis-Dreyfus) untuk menjalankan misi berbahaya yang memaksa mereka menghadapi masa lalu kelam.
BACA JUGA:Marvel Rilis Trailer Pertama Thunderbolts*, Apa Saja yang Bikin Penasaran?
Disutradarai oleh Jake Schreier dan ditulis oleh Eric Pearson serta Joanna Calo, Thunderbolts menawarkan pendekatan yang lebih mendalam terhadap karakter-karakternya.
Film itu mengeksplorasi tema-tema seperti trauma, pengampunan, dan identitas. Menjadikannya lebih dari sekadar film aksi superhero biasa.