5 Alasan Mengapa Wajib Menonton Trilogi Fear Street Sebelum Fear Street: Prom Queen

Minggu 04-05-2025,08:00 WIB
Reporter : Marsyanda Dita*
Editor : Retna Christa

HARIAN DISWAY -  Netflix kembali menghadirkan sajian film horor remaja, Fear Street: Prom Queen . Film itu dijadwalkan tayang pada 23 Mei 2025.

Generasi milenial pasti sangat akrab dengan Fear Street. Itu adalah seri novel horor karya R.L. Stine, yang sangat populer di era 90-an. Nah,  Fear Street: Prom Queen diadaptasi dari salah satu novelnya, Prom Queen.

Sebagai penulis yang telah menciptakan berbagai kisah horor remaja legendaris, Stine menghadirkan dunia fiksi Shadyside. Sebuah kota kecil yang dipenuhi dengan kutukan gelap dan tragedi mengerikan.

Sebelum menyaksikan Prom Queen, ada baiknya kamu terlebih dahulu menonton trilogi Fear Street produksi Netflix. Yakni Part One: 1994, Part Two: 1978, dan Part Three: 1666.

BACA JUGA:Sinopsis The Paradise of Thorns, Tayang di Netflix 9 April

BACA JUGA:Profil 12 Pemeran Serial Netflix YOU yang Bikin Season 5 Makin Heboh!

Ketiga film itu saling terhubung dalam mengisahkan asal-usul kutukan yang telah menghantui Shadyside selama berabad-abad.  Dengan memahami latar belakang ini, kalian akan lebih mudah menikmati  Fear Street: Prom Queen .

Berikut adalah 5 alasan mengapa menonton trilogi Fear Street sebelum Prom Queen tayang sangat penting.

1. Mengenal Asal-Usul Kutukan Sarah Fier


Sarah Fier si kambing hitam dari Solomon Goode yang berakhir mengenaskan--IMDb

Trilogi Fear Street secara mendalam mengungkap asal-usul kutukan yang menghantui Shadyside. Pada Part Three: 1666, penonton diajak melihat tragedi Sarah Fier, seorang perempuan muda yang dihukum mati karena dituduh sebagai penyihir.

Kejadian itu menjadi awal dari segala kengerian yang melanda kota tersebut selama ratusan tahun. Nah, k utukan yang berasal dari ketidakadilan dan keputusasaan itu menjadi tema yang relevan dengan konflik yang muncul dalam Fear Street: Prom Queen.

Dengan menonton trilogi terlebih dahulu, kalian akan memahami bagaimana kutukan tersebut terbentuk dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat Shadyside.

BACA JUGA:Sinopsis Film Netflix Bullet Train Explosion, Ketika Shinkansen Ditanami Bom dan Dilarang Ngebut

BACA JUGA:10 Tontonan Netflix yang Cocok Ditonton saat Libur Lebaran

2. Memahami Peran Keluarga Goode


Solomon Goode membangun branding diri, membuat perjanjian dengan iblis dan menjual jiwanya pada pendeta Cyrus Miller--IMDb

Salah satu elemen penting dalam trilogi Fear Street adalah keluarga Goode. Mereka memiliki keterkaitan erat dengan kutukan Sarah Fier.

Mulai dari kepala polisi Nick Goode hingga leluhur mereka, keluarga itu memainkan peran utama dalam menjaga dan memanfaatkan kekuatan gelap untuk kepentingan pribadi mereka.

Solomon Goode menjual jiwanya kepada pendeta Cyrus Miller. IA membuat perjanjian dengan iblis agar citra dirinya semakin dipandang bijaksana.

Peran keluarga Goode tidak hanya memberikan lapisan tambahan pada cerita. Tetapi juga menunjukkan bagaimana kekuatan dan ambisi dapat menciptakan sesuatu yang mengerikan.

BACA JUGA:Sinopsis The Residence: Ungkap Misteri Pembunuhan di Gedung Putih, Tayang di Netflix 20 Maret

BACA JUGA:Petualangan Menegangkan Millie Bobby Brown di The Electric State, Tayang 14 Maret 2025 di Netflix

Jika karakter dalam Fear Street: Prom Queen memiliki hubungan dengan keluarga Goode, menonton trilogi sebelumnya akan membantu kalian dalam memahami film selanjutnya.

Kalian akan lebih mudah menangkap detail-detail tersembunyi yang membuat cerita terasa lebih kompleks dan menarik.

3. Mengenal Pola Pembunuhan Khas Shadyside  


Pola Pembunuhan Fear Street yang selalu berulang dengan menumbalkan orang tidak berkepentingan agar menjadi target selanjutnya--IMDb

Salah satu daya tarik trilogi Fear Street adalah pola pembunuhan yang khas di Shadyside. Di mana penduduk biasa tiba-tiba berubah menjadi pembunuh mematikan.

Misalnya, di Part One: 1994, Ryan Torres, seorang remaja tiba-tiba membunuh tujuh orang dengan brutal tanpa alasan yang jelas di mal Sunnyvale.

Pembunuhan di Shadyside biasanya memiliki pola tertentu.  Orang-orang yang tampaknya tidak memiliki hubungan dengan kutukan tiba-tiba menjadi pembunuh.

BACA JUGA:Sinopsis dan Daftar Pemeran Serial Netflix Zero Day yang Dibintangi Robert De Niro

BACA JUGA: Sinopsis Toxic Town, Serial Netflix Berdasarkan Kisah Nyata

Setiap pembunuh memiliki ciri fisik dan senjata ikonik. Seperti Tommy Slater dengan kapaknya di Part Two: 1978. Si konselor kamp yang baik hati berubah menjadi "Camp Nightwing Killer".

Dalam Fear Street: Prom Queen, pola itu kemungkinan berlanjut. Mengingat latar belakang acara prom, pembunuh baru mungkin terkait erat dengan malam prom. Keterlibatan keluarga Goode bisa menjadi pemicu konflik yang lebih dalam.

4. Mengikuti Benang Merah Cerita


tonton trilogi Fear Street sesuai urutan tahun, agar lebih mudah memahami jalan ceitanya--IMDb

Narasi dalam trilogi Fear Street terjalin erat. Dengan tema-tema seperti persahabatan, cinta, pengorbanan, dan keberanian yang menjadi dasar cerita.  Meskipun setiap bagian memiliki alur berbeda, semuanya terhubung.

Benang merah cerita itu tidak hanya memberikan kesinambungan. Tetapi juga memperdalam hubungan antar karakter.  Kemungkinan besar, Fear Street: Prom Queen akan melanjutkan tradisi tersebut dengan membawa tema-tema serupa.

BACA JUGA:Adaptasi Anime Devil May Cry, Tayang di Netflix April 2025 Mendatang

BACA JUGA:Demon City Oni-Goroshi Akan Segera Rilis di Netflix

Dengan memahami benang merah cerita dalam trilogi sebelumnya, kalian akan lebih siap menikmati dan menangkap pesan yang ingin disampaikan oleh film terbaru ini.

5. Memahami Nuansa Pada Setiap Era


Pada setiap era Fear Street selalu menampilkan nuansa yang khas sesuai dengan tahun pada belakang judul, dari masa kolonial nuansa folk hingga grunge.--IMDb

Menonton trilogi Fear Street sebelum Fear Street: Prom Queen akan memperkaya pemahaman kalian secara keseluruhan.  Kalian akan memahami setiap adegan dan dialog dengan lebih baik, trilogi Fear Street berhasil menawarkan atmosfer pada setiap era dengan kuat.

Pada 1994, nuansa slasher khas 90-an dengan gaya grunge dan soundtrack ikonik begitu kuat. Pada Part Two, estetika summer camp horror ala film klasik seperti Friday the 13th yang ditonjolkan.

Sedangkan pada 1966, kita disuguhi horor folk berlatar kolonial, membawa kisah kutukan Sarah Fier.

Nah, Fear Street: Prom Queen akan menghadirkan nostalgia 80-an melalui musik. Seperti Heaven Is a Place on Earth, fashion khas prom night, dan referensi budaya pop lain yang sesuai.

BACA JUGA:Resident Evil Reboot Bikin Warner Bros dan Netflix Ribut

BACA JUGA:Cameron Diaz Comeback dalam Film Back in Action, Tayang di Netflix 17 Januari 2025

Setiap era tidak hanya memperkuat visual tetapi juga membangun tema cerita. Dengan memahami nuansa ini, Anda akan lebih menghargai estetika dan kaitannya dengan kutukan Shadyside di film terbaru.

Trilogi Fear Street adalah cara yang kuat untuk memahami dunia Shadyside yang penuh misteri dan teror. Film lanjutannya, Fear Street: Prom Queen, dijanjikan akan melanjutkan tradisi ini dengan kisah yang tidak kalah intens dan penuh kejutan.

Dengan menonton trilogi terlebih dahulu, tidak hanya akan lebih memahami cerita tetapi juga menikmati pengalaman menonton yang jauh lebih seru dan menenggangkan.

Jika kamu menyukai horor remaja yang penuh thriller dan nuansa teror, jangan lupa untuk menyelesaikan trilogi itu sebelum Fear Street: Prom Queen tayang di Netflix pada 23 Mei 2025. (*)

*) Mahasiswa Magang Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Kategori :