MAKKAH, HARIAN DISWAY – Bus Shalawat menjadi tulang punggung transportasi jamaah haji Indonesia selama beribadah di Makkah.
Anda sudah tahu, bus itu mengantar jamaah dari hotel ke Masjidil Haram dan sebaliknya selama 24 jam.
Namun, agar perjalanan ibadah tetap lancar, ada sejumlah hal penting yang perlu diperhatikan jamaah saat menggunakan fasilitas tersebut.
BACA JUGA:Laporan Haji (1): Masjidilharam Tak Berisik Lagi, tapi Lebih Ketat
Pemerintah Indonesia menyediakan 27 rute bus Shalawat yang melayani jamaah dari sekitar 250 hotel ke tiga terminal utama di sekitar Masjidilharam, yaitu Terminal Syib Amir, Jiad atau Ajyad, dan Jabal Ka'bah.
Terminal tujuan bergantung dari lokasi hotel tempat jamaah menginap:
- Wilayah Syisah dan Raudhah: Terminal Syib Amir
- Wilayah Jarwal: Terminal Jabal Ka'bah
- Wilayah Misfalah: Terminal Jiad atau Ajyad
BACA JUGA:5 Hal yang Tak Boleh Dilakukan Jamaah Haji di Area Masjidil Haram, Penting untuk Dicatat
Bus Shalawat berhenti di sekitar 93 halte yang umumnya berada di depan hotel atau maksimal 100 meter dari penginapan.
Jumlah armada akan terus ditambah seiring kedatangan jamaah, dengan total sekitar 11.000 unit bus disiapkan untuk melayani 203.320 jamaah haji reguler Indonesia tahun ini.
Saat mengunjungi Terminal Syib Amir pada Senin, 12 Mei 2025, Tim Media Center Haji melihat bus Shalawat menurunkan jamaah di Gate C (plang hijau) dan Gate D (plang ungu).
Dari titik itu, jamaah bisa berjalan kaki menuju Masjidil Haram, atau menggunakan jasa pendorong kursi roda resmi yang tersedia di lokasi.
Agar tidak tersesat saat kembali ke hotel, jamaah wajib mengingat nomor rute bus dan terminal tujuannya.
Informasi tersebut terpampang jelas di bagian depan dan samping badan bus, seperti contoh: "1 Syib Amir".