Beda Study Objective dan Personal Statement dalam Beasiswa

Rabu 21-05-2025,17:00 WIB
Reporter : Devina Putri Dwi Prasetyo*
Editor : Heti Palestina Yunani

HARIAN DISWAY - Tahukah Anda? Salah satu alasan paling umum gagalnya pengajuan beasiswa bukan karena nilai yang rendah, tapi karena tidak mampu menjelaskan “kenapa kuliah lagi itu penting bagi Anda.”

Menjawab pertanyaan penting tentang mengapa Anda ingin kuliah lagi adalah bagian terberat dalam mempersiapkan pengajuan beasiswa. Tentu saja, setiap orang dapat menjawab, “karena ingin S2/S3 komunikasi/hukum/ekonomi dan sebagainya”.

etapi kita semua menyadari bahwa calon penerima beasiswa tidak disarankan memberikan jawaban seperti itu saat mengajukan beasiswa. Secara umum, calon kandidat harus menulis Study Objective dan Personal Statement.

BACA JUGA: Anggaran Beasiswa Terancam Dipangkas, Mendiktisaintek Berjuang Pertahankan Rp31,6 Triliun

Personal Statement untuk melamar beasiswa jenjang S1, sedangkan Study Objective untuk jenjang S2 dan S3. Penyeleksi beasiswa, baik LPDP, Australia Award (AAS), Chevening, atau Fulbright, serta banyak beasiswa lainnya, ingin mengetahui sesuatu.

Yakni apakah calon penerima adalah orang yang tepat dan layak untuk mendukung mereka untuk melanjutkan pendidikan lebih lanjut sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh lembaga pemberi beasiswa. 


Secara umum, calon kandidat harus menulis Study Objective dan Personal Statement. Personal Statement untuk melamar beasiswa jenjang S1, sedangkan Study Objective untuk jenjang S2 dan S3.-Pinterest-Pinterest

Kenali perbedaan Study Objective dan Personal Statement

Banyak pelamar beasiswa gagal memaksimalkan kesempatan hanya karena tidak memahami peran Study Objective dan Personal Statement. Padahal, kedua dokumen ini bisa menjadi pintu gerbang untuk meyakinkan penyeleksi.

BACA JUGA: Pendaftaran Beasiswa BIB Kemenag 2025 Dibuka, Simak Jadwal dan Persyaratannya!

Dalam proses seleksi beasiswa, ada dua dokumen penting yang sering diminta: Study Objective (SO) dan Personal Statement (PS). Meski sekilas tampak serupa, keduanya memiliki fokus yang sangat berbeda.

Ingatlah bahwa untuk Personal Statement, yang perlu Anda jawab adalah peran kepemimpinan, kontribusi Anda pada sekitar, dan bagaimana pengalaman masa lalu membentuk Anda sekarang.

Untuk Personal Statement, dalam makalah untuk Fulbright, Anda bisa menyebutkan situasi di Indonesia saat transisi demokrasi yang membutuhkan orang-orang yang ahli dalam pembuatan peraturan perundang-undangan.

BACA JUGA: Pendaftaran Beasiswa Indonesia Bangkit 2025 Dibuka 1 April, Simak Jadwal dan Syaratnya!

Perlu diingat bahwa PS adalah Anda di masa lalu, dan SO adalah Anda di masa depan.-Pinterest-Pinterest

Sementara itu, untuk Study Objective, Anda harus menyebutkan materi apa yang ingin diperdalam, bagaimana hubungannya dengan pengalaman akademik Anda sebelumnya, dan kontribusi ilmiah yang akan Anda pertimbangkan untuk rencana masa depan.

Kategori :