Laporan Haji dari Makkah: Jaga Kualitas Makanan Jamaah, Bisa Cicipi Ratusan Kali Tiap Hari

Senin 19-05-2025,12:01 WIB
Reporter : Mohamad Nur Khotib
Editor : Mohamad Nur Khotib

Jamaah haji Indonesia sudah tak khawatir lagi soal makanan selama di Tanah Suci. Kini, mereka bisa menyantap menu Nusantara setiap hari sebanyak tiga kali. Cita rasa dan kandungan gizinya pun dikontrol.

----

Banyak orang Arab masuk-keluar Kantor Urusan Haji Daerah Kerja (Daker) Makkah di waktu-waktu tertentu setiap hari. Bahkan sejak pagi hingga siang hari jelang makan siang. Mereka selalu menenteng boks penjaga suhu berukuran 5 liter.

Yang dituju cuma satu: Ruang Layanan Konsumsi. Lokasinya persis di balik tembok resepsionis. Di sanalah orang-orang Arab masuk silih berganti. Saya pun penasaran dengan apa yang mereka kerjakan di dalam ruangan itu. 

BACA JUGA:Jamaah Haji yang Terpisah dari Keluarga akan Bersatu Lagi, PPIH Siapkan Mekanisme Khusus

Jelang siang kemarin, saya sengaja berdiam di ruangan tersebut sekitar 40 menit. Benar saja, orang-orang Arab itu terus datang bergiliran. Ternyata, mereka merupakan perwakilan dari dapur-dapur syarikah atau perusahaan penyedia layanan jamaah haji Indonesia. 

Sementara boks penjaga suhu yang mereka bawa itu berisi sejumlah makanan kemasan untuk jamaah haji. Di jam-jam itu, mereka menyetorkan sampel makanan santap siang.

“Ya disetorkan ke sini tiap hari,” jelas Waffa Nurul Hajjah, seorang petugas layanan konsumsi, yang sedang melayani salah seorang dari mereka.

BACA JUGA:Ketua PPIH Arab Saudi Minta Maaf atas Masalah Penempatan Jamaah Haji, Ada yang Terpisah dari Keluarga

Waffa ditemani oleh petugas lain, Gustia Yulianti, membuka setiap sampel makanan yang sudah diterima. Setiap kemasan berisi nasi, lauk, dan sayuran. Untuk makan siang kemarin menunya ayam goreng kecap, tumis tempe, dan nasi. 

Waffa lantas melakukan gramasi. Tumis tempe dikeluarkan dari wadahnya lalu ditimbang. Begitu juga dengan ayam kecap. Masing-masing hays memenuhi standar: 80 gram. 

BACA JUGA:Ini Solusi bagi Jamaah Haji Haid yang Belum Thawaf Ifadah

“Kalau nasi sebetulnya sudah bisa diukur dengan dilihat tanpa ditimbang,” jelas tenaga musiman (temus) yang juga seorang mahasiswi pascasarjana Tafsir Al-Quran Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir itu pada Minggu pagi, 18 Mei 2025.

Setelahnya, Waffa dan Gustia bergantian mencicipi lauk dan sayur tersebut. Harus dipastikan cita rasanya. Tidak boleh terlalu manis dan asin. Juga tingkat kematangannya harus pas.

BACA JUGA:Gelombang II Haji Dimulai, 14 Kloter Jamaah Disambut di Jeddah

Tumis tempe dari salah satu dapur ada yang belum memenuhi standar. Beratnya kurang 1 gram. Waffa pun mencatatnya dalam buku khusus evaluasi.

Semua kekurangan dari dapur-dapur syarikah itu selalu tercatat rapi. Tentu untuk dilaporkan sebagai bahan evaluasi. Agar kesalahan tidak terjadi lagi di kemudian hari.

Kategori :