Misalnya: "Apa hal yang paling membuat bersyukur hari ini?" atau "Apa pelajaran yang bisa dipetik dari kejadian tadi?" Pertanyaan-pertanyaan sederhana ini bisa menjadi refleksi yang mendalam tanpa membuat prosesnya terasa berat.
BACA JUGA:5 Hal untuk Mengatasi Writing Slump atau Kejenuhan Menulis
Yang terpenting dari semua ini adalah menjaga konsistensi dalam menulis, jangan menulis untuk terlihat baik atau benar. Menulislah untuk mendengar suara hati sendiri, bahkan jika itu penuh kebingungan dan emosi yang belum selesai.
Dalam kejujuran itulah proses refleksi menjadi nyata dan diharapkan dapat menyembuhkan. Menulis catatan harian bukan solusi instan, tetapi proses perlahan yang memberi ruang bagi diri untuk dipahami.
Di tengah dunia yang sering meminta kita bergerak cepat, menulis adalah bentuk perlawanan yang lembut untuk tetap terhubung dengan apa yang benar-benar penting, yakni diri kita sendiri. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya