HARIAN DISWAY — Dalam dunia anime, biasanya karakter utama adalah pahlawan flamboyan dan kisah keajaiban. Namun, ada satu sosok karakter utama yang hadir di serinya sendiri dengan takdir kelam.
Namanya Guts, prajurit bayaran dari anime Berserk. Ia mungkin tidak pernah tahu arti kata “damai.” Kisahnya tumbuh lewat pertumpahan darah, luka, dan tangis. Sepanjang hidupnya, semua penderitaan itu ditelannya sendiri.
Karena itu pula Guts menjadi simbol kegigihan. Ia pun menjadi simbol penerimaan terhadap diri sendiri. Anime Berserk mungkin terkenal karena kekerasan, kegelapan, dan ketidakadilan dunia yang ditampilkan.
BACA JUGA:Memahami Tiga Generasi Manusia Api di Anime Fire Force
Namun, di balik itu semua, cerita Guts adalah tentang bertahan hidup. Baik secara fisik maupun jiwa.
Meskipun tubuh Guts penuh luka, ia tak pernah menyerah pada kehidupan. --games-24news
Guts tidak lahir di rumah sakit. Ia lahir dari jasad seorang perempuan yang digantung di pohon. Sebuah awal yang seolah menyumpahi seluruh hidupnya akan penuh derita.
Sejak kecil, ia diasuh oleh kelompok tentara bayaran dan tumbuh dalam kekerasan. Di usia tiga tahun, ia sudah menggenggam pedang.
Sejak itu, hidupnya diisi dengan pertarungan demi pertarungan. Tanpa sedikit pun waktu untuk tumbuh seperti anak pada umumnya.
BACA JUGA:5 Karakter Paling Penting di Kompi 8 Anime Fire Force
Tapi ia bukanlah pribadi yang meratapi nasib. Guts berjuang membalas dunia dengan menggenggam pedang lebih erat serta latihan lebih keras.
Ia tidak percaya pada siapa pun. Hingga ia bertemu dengan Griffith dan kelompok Band of the Hawk. Di situlah titik balik terjadi, sekaligus awal kehancuran.
Griffith adalah pemimpin karismatik yang menginspirasi Guts. Untuk pertama kalinya, Guts merasa punya tempat dan arti dalam hidupnya. Tapi semua itu berakhir tragis.
BACA JUGA:5 Karakter Terkuat dalam Anime Fire Force
Griffith mengorbankan seluruh kelompok demi ambisinya menjadi dewa. Termasuk Guts. Dalam peristiwa yang dikenal sebagai Eclipse, Guts kehilangan semua temannya.
Ia sendiri lolos, tetapi satu lengan dan matanya hilang. Lebih dari itu, kepercayaannya pada siapa pun lenyap.
Bahkan karena itu kekasihnya Casca kehilangan kewarasan. Sejak saat itu, Guts menjadi seorang Black Swordsman. Ia hanya punya satu tujuan: membalas dendam.
BACA JUGA:Kisah Asta di Anime Black Clover, Simbol Kegigihan di Dunia Penuh Sihir
Meski dibakar amarah, Guts tidak termakan oleh dendamnya. Ia mampu mengubahnya menjadi sebuah kekuatan. Menjadi semangat yang membara. Yang membuatnya tetap sadar dan hidup dalam kemanusiaan.
Guts adalah orang yang tidak akan berhenti meski dunia memukulnya habis-habisan. Ia berjalan meski tubuhnya hancur.
Ia tetap melindungi Casca meski wanita itu tidak mengenalinya lagi. Dan perlahan, dari amarah dan dendam, Guts mulai menemukan makna baru dalam perjalanan hidupnya.
BACA JUGA:Belajar Dari Thorfinn, Karakter Anime Vinland Saga yang Menerapkan Stoic Dalam Hidupnya
Dari Guts kita bisa belajar bahwa dalam keadaan paling terpurukpun jalan terbaik untuk melawannya adalah tidak menyerah pada hidup. --wallpapersden
Ia bertemu teman-teman baru: Puck, Farnese, Serpico, dan Isidro. Mereka bukanlah keluarga besar seperti Band of the Hawk dulu. Tapi di tengah dunia yang mengerikan, mereka cukup untuk membuat Guts merasa tidak sendirian.
Guts tidak sempurna. Ia pemarah, tertutup, dan sering kali terlalu kejam pada dirinya sendiri. Tapi dari situlah kita belajar sesuatu yang besar.
Bahwa menerima diri sendiri bukan berarti pasrah. Guts tidak menyangkal amarah dan dendamnya. Ia tidak memalsukan senyum demi tampak kuat. Tapi ia belajar berdamai dengan luka-lukanya, bukan melupakannya.
BACA JUGA:5 Anime Paling Dinanti yang Tayang April 2025
Di balik baju zirah yang berat dan pedang sebesar tubuhnya, Guts menyimpan hati manusia yang rapuh. Dan justru karena itu, ia jadi kuat.
Ia membuktikan bahwa keberanian sejati bukan tentang tidak pernah takut atau gagal. Tapi tentang tetap melangkah meski tahu semua bisa hancur kapan saja.
Di antara semua karakter anime yang penuh harapan, Guts adalah bayangan yang tidak berhenti bergerak. Ia bukan cahaya. Tapi ia adalah sosok yang bisa membuat kita bisa melihat bahwa manusia mampu bertahan di tengah kelamnya dunia. (*)