“Kepada seluruh pelanggan Ayam Goreng Widuran, kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kegaduhan yang beredar di media sosial belakangan ini. Sebagai langkah awal, kami telah mencantumkan keterangan NON-Halal secara jelas di seluruh outlet dan media sosial resmi kami. Kami berharap masyarakat dapat memberi kami ruang untuk memperbaiki dan membenahi semuanya dengan itikad baik. Hormat kami, Manajemen Ayam Goreng Widuran.”
Respon manajemen Ayam Goreng Widuran minta maaf & kini mencantumkan label non-halal di semua outlet dan media sosial mereka.-@ayamgorengwiduransolo-Instagram
BACA JUGA:5 Makanan Khas Jawa Timur yang Cocok untuk Kuliner Lebaran
Setelah pengakuan ini, Teguran dan komplain juga muncul di berbagai platform, termasuk Google Maps. Salah satu ulasan menyatakan bahwa informasi tentang penggunaan minyak babi tidak disampaikan secara terbuka. Pengunjung pun merasa dibohongi karena hanya mengira ayam goreng pasti halal.
"Penjual tidak jujur. Sudah terlanjur pesan ayam 1 ekor, saya datang dgn Plat mobil luar kota Solo dan seluruh keluarga berhijab namun tidak diinfokan makanan non halal. Awal datang sudah curiga karena tamu yg lain menatap ke kami, langsung cek google review, terus tanya karyawan yg mau goreng ayam, dan jreng !!! ternyata NON HALAL, seketika saya lsg batalkan pesanan," tulis Teguh Budianto melalui google review.
Kasus ini menjadi pelajaran penting bagi para pelaku usaha kuliner. Keterbukaan informasi sangat dibutuhkan, terlebih soal bahan makanan yang digunakan. Sebab, kepercayaan konsumen bisa hancur hanya karena informasi yang disembunyikan.(*)
*)Mahasiswa Magang dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya