“Supaya Carel mau latihan di sanggar, ada temannya cowok. Jadi dia mau latihan. Kalau misalnya dilihat dari semangatnya, lebih semangat adiknya,” ujarnya.
Melatih anak-anak untuk menari memang tidak mudah. Rossy D. Kusuma, guru Rose Talent School, mengungkapkan bahwa mengajarkan tarian modern kepada anak-anak memang perlu kesabaran.
“Sanggar Rose Talent School lebih banyak ke kids dan pre-teen. Karena anak-anak itu kadang susah untuk diarahkan. Tapi, memang kami spesialis melatih anak dari nol. Dari yang belum bisa apa-apa jadi terlatih," terang Rossy.
BACA JUGA:Open Class Gymnastik Ritmik dalam Surabaya Tourism Awards 2025, Dipandu Reghie Gymnastic
Kelas di Rose Talent School terdiri atas 3-20 tahun. Menurut Rossy, tip untuk mengajar anak-anak adalah harus sabar dan banyak mengulang-ulang gerakan. Supaya anak-anak bisa lancar menghapal.
Konsep para penari memang colorful. Mereka mengenakan kostum dengan perpaduan warna-warna yang cerah. Pemilihan warna tersebut merujuk pada usia para peserta yang mayoritas masih anak-anak.
Acara berakhir dengan nyanyian lagu Selalu Ada di Nadimu dan penampilan flashmob dari seluruh penampil.
Lagu yang juga soundtrack film Jumbo itu dipilih karena anak-anak suka mendengarkannya. Pendek kata, kehadiran mereka dapat memeriahkan hari kedua Surabaya Tourism Awards 2025. Jangan lupa datang di hari ketiga, 1 Juni 2025 sekaligus menonton acara pamungkas: Awarding Night. (*)