“Ini kita harus berkaca, berterima kasih, dan mengambil pelajaran dari jemaah haji Indonesia. Jika semangat ini diterapkan di Indonesia, tidak saling menyalahkan tapi bagaimana mencari solusi, ini luar biasa,” tegasnya.
Jamaah Haji yang tidak kebagian tenda di Arafah ditampung di tenda yang disediakan kerajaan arab saudi. Namun dengan skema khusus, simak lengkapnya -Kemenag-
Meskipun memuji jemaah, Timwas DPR tetap menekankan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap penyelenggaraan ibadah haji. Berbagai kesepakatan yang telah dibuat dengan pihak penyedia layanan (syarikah) di Arab Saudi ternyata tidak dapat dipenuhi di lapangan, sehingga menyebabkan kekacauan yang merugikan jemaah.
“Kami, Timwas berkomitmen akan menindaklanjuti temuan ini agar kualitas pelayanan haji di tahun-tahun mendatang dapat diperbaiki secara signifikan,”pungkas Anggota Komisi VIII DPR RI ini.
Berbagai Persoalan Haji
Haji tahun 1446 H/2025 M mencatatkan berbagai persoalan. Antara lain:
Keterlambatan Penerbitan Visa
BACA JUGA:Dirjen Haji Pastikan Kesipn Tenda di Arafah dan Mina untuk Jamaah Haji Indonesia
Pada awal tahap pemberangkatan Haji 2025, banyak visa jamaah yang belum terbit, padahal jamaah yang bersangkutan sudah dijadwalkan terbang ke tanah suci.
Kemenag menyiasati hal ini dengan menukar kursi jamaah yang telah terbit visanya dan menunda keberangkatan jamaah yang belum terbit visanya. Penukaran dilakukan antar kloter. Namun hal ini menimbulkan masalah baru, yakni jamaah haji banyak yang terpisah dari suami/istri, mahrom, atau pendamping.
Dirjen PHU Kemenag Hilman Latief menyebut bahwa persoalan ini salah satunya disebabkan layanan Haji yang kini dihendel oleh 8 syarikah (perusahaan) layanan haji asal Arab Saudi.
Keterlambatan Distribusi Kartu Nusuk
Isu lain adalah keterlambatan Kartu Nusuk, sebuah kartu identitas yang diperlukan untuk memasuki wilayah Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), maupun area Masjidil Haram.
Beberapa Jamaah di hotel tertentu terlambat mendapatkan kartu ini sehingga mereka terancam tidak bisa memasuki Arafah yang merupakan inti dari ibadah haji.
Namun persoalan ini berhasil diatas Kemenag dengan distribusi kartu pada jamaah yang tersisa meskipun sempat mengalami keterlambatan.
Tenda Arafah yang Overload
Isu lain adalah distribusi dan pembagian jatah tenda di arafah. Beberapa tenda yang sudah tidak muat lagi, dipaksakan untuk ditambah jamaah.
Armada Tidak Memadai, Jamaah Jalan Kaki
Pelayanan Syarikah juga terus disorot karena armada angkut dari hotel ke Armuzna yang kurang memadai. Beberapa jamah haji sudah siap dengan pakaian ihram pada Rabu pagi, namun belum juga diangkut ke Arafah pada hari Kamis saat Wukuf sudah dimulai.
Persoalan armada terus berlanjut hingga perpindahan dari Muzdalifah ke Mina dimana Jamaah haji terpaksa berjalan kaki karena armada penjemput belum juga datang.(*)