Konon, terowongan Inlet Ganesha mulai dibangun pada 1923 dan rampung pada 1926. Fungsi terowongan itu adalah untuk meminimalisir dampak bencana. Yakni untuk menjaga volume air dan mengalirkannya dari danau kawah menuju sungai yang berhulu di puncak Gunung Kelud.
Setelah melalui terowongan itu, kami sampai di areal kawah Kelud. Ada pagar pembatas di sekitar. Pengunjung tak boleh masuk karena dianggap berbahaya.
BACA JUGA:Daftar Destinasi Ski di Jepang dengan Salju Kualitas Japow
Berpose sebelum menuju Puncak Gunung Kelud. Menuju ke puncak, pengunjung wajib menggunakan ojek yang dikelola oleh warga setempat.-Guruh D.N.-HARIAN DISWAY
Tapi dari atas, kami bisa menikmati keindahan sekitar dan kolam kawah gunung tersebut yang hijau dengan bias biru.
Di sebelah barat, terdapat tebing yang menjulang tinggi. Di bagian bawahnya terdapat instalasi bertuliskan: Kediri Berbudaya.
Kami pun berfoto bersama di areal instalasi tersebut. Setelah puas berfoto, kami diantar kembali ke area parkir kendaraan.
BACA JUGA:Nikmati Senja Jingga di Pantai Lorena Lamongan
Gunung Kelud memang menyimpan sejuta pesona. Tebing-tebing dengan tanaman hijau yang menjalar, pemandangan Kota Kediri dari kejauhan, juga terowongan Inlet Ganesha.
Keelokan alam berpadu dengan pengetahuan sejarah. Bahwa sejak era kolonial, telah dipikirkan matang-matang terkait mitigasi bencana.
Jika sudah meletus, di balik tenang dan indahnya, Kelud bisa membawa dampak yang tak main-main. (*)