Magang Desain Grafis di Harian Disway: Ide Seret, Deadline Ngebut

Jumat 13-06-2025,08:04 WIB
Oleh: Novelia Fitri


--

Sebagai seorang mahasiswa, magang merupakan salah satu hal yang sangat dinantikan. Itu karena kita akan merasakan bagaimana rasanya terjun ke lapangan dan menghadapi dunia kerja secara langsung. Tidak lagi mendengarkan materi di kelas, tetapi benar-benar menjalankan tugas di dunia profesional. Hasil pekerjaan kita akan digunakan di realita. 

Saat di kampus, saya mendapatkan mata kuliah komunikasi visual. Di mata kuliah ini, saya belajar tentang pentingnya menyampaikan pesan melalui elemen-elemen visual seperti warna, tata letak design, dan simbol. Tapi itu hanya sebatas teori saja, sampai akhirnya saya mendapat kesempatan magang di Harian Disway sebagai design grafis. 

Pada awalnya, saya merasa sangat senang karena akhirnya mendapat kesempatan merasakan langsung bagaimana rasanya bekerja di dunia media massa. Namun, di balik rasa antusias itu, muncul juga kekhawatiran: "Bagaimana jika saya tidak mampu menjalani kegiatan magang ini?”. 

Kekhawatiran itu mulai saya hadapi ketika saya menjalani sesi interview untuk menyesuaikan posisi sesuai minat dan kemampuan saya. Dalam sesi tersebut saya menyampaikan bahwa saya memiliki ketertarikan dalam bidang editing grafis. Setelah proses interview dan diskusi singkat, saya pun diterima di posisi design grafis. 

BACA JUGA:Magang Desain Grafis di Harian Disway: Cari Ide Sampai Bad Mood

BACA JUGA:Magang Editor Video di Harian Disway, Berlimpah Pengalaman di Era Digital

Hari-hari pertama magang terasa cukup menegangkan. Saya diminta untuk membuat infografis sebuah berita untuk dimuat di instagram milik Harian Disway. Pada awalnya, saya kira saya diberi waktu untuk beradaptasi dan menyesuaikan diri, tetapi ternyata saya langsung diberi tugas yang menurut saya cukup menantang sebagai anak magang baru. 

Tantangan saya saat itu adalah, bagaimana cara saya membuat infografis ini menarik dan mudah dipahami. Selain itu, saya juga harus menyelesaikannya dalam waktu singkat, karena deadline yang diberikan cukup ketat.

Setelah beberapa waktu, saya mulai merasa nyaman dengan kehidupan sebagai design grafis. Editing grafis pun sudah menjadi bagian dari daily routine saya. Namun, hal itu tidak membuat tantangan yang saya hadapi menjadi lebih ringan. Saya terus dikejar deadline sehingga saya harus mampu mengerjakan sebuah design dengan tepat waktu tanpa mengurangi kualitas design tersebut. 

Selain itu, ada kalanya saya mulai kehabisan ide dan burnout, namun deadline terus mengejar. Terpaksa, saya harus mencari konsep dan ide baru. Sehingga saya harus memutar otak dengan maksimal agar grafis saya tetap menarik dan mudah dipahami.


Novelia Fitri berfoto bersama tim magang MBKM Untag Surabaya. -Dokumen Pribadi-

Tidak hanya itu, kualitas aset foto yang kurang juga menjadi salah satu tantangan bagi saya. Tidak jarang rekan yang memberikan brief menyediakan aset foto dengan kualitas rendah, sehingga saya harus melakukan proses peningkatan resolusi (upscale) pada foto tersebut. Hal ini cukup menghambat waktu saya dalam proses editing.

Akan tetapi, di tengah banyaknya tantangan yang saya hadapi. Saya jadi belajar bahwa komunikasi antartim, kerjasama antartim, dan time management sangat penting dalam dunia profesional. Karena, ketika saya mengalami tantangan seperti kurangnya aset foto atau hal lainnya, saya tidak segan meminta bantuan mereka. 

Magang di Harian Disway memberikan saya banyak pengalaman berharga dan kesempatan untuk belajar hal-hal baru. Melalui proses ini, saya dapat meningkatkan bakat dan ketertarikan saya di bidang design grafis. 

Kategori :