HARIAN DISWAY - Menjelajahi alam liar bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan sekaligus menantang. Selain keindahan alam yang menakjubkan, hutan juga menyimpan berbagai jenis tanaman liar, termasuk jamur.
Banyak orang tergoda memetik jamur untuk dimasak atau sedang dalam keadaan darurat. Namun, tidak semua jamur aman dikonsumsi. Beberapa jenis justru beracun dan bisa berakibat fatal jika dikonsumsi.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui perbedaan antara jamur beracun dan tidak beracun. Hal ini cukup penting, apalagi bila Anda ingin atau sedang berpergian ke alam liar.
BACA JUGA: Manfaat Jamur Tiram untuk Kesehatan Tubuh yang Tak Boleh Dilewatkan
Mengapa Harus Waspada?
Deathcap dikenal sebagai salah satu jamur paling mematikan di dunia-Adrián Mišiak -Alamy Stock Photo
Jamur merupakan organisme unik yang tidak termasuk dalam kingdom tumbuhan (plantae) maupun hewan (animalia). Mereka tumbuh di berbagai tempat, terutama di lingkungan yang lembap seperti hutan, batang kayu lapuk, atau tanah berhumus.
Dari sekian banyak jenis jamur, hanya sebagian kecil yang bisa dimakan. Sisanya bisa menyebabkan gangguan pencernaan ringan hingga keracunan parah, bahkan kematian.
Beberapa jenis jamur beracun yang terkenal antara lain Amanita phalloides (dikenal sebagai "deathcap") dan Amanita muscaria (jamur merah berbintik putih).
BACA JUGA: Ekoterapi, Alam Sebagai Obat Masalah Kesehatan Mental
Di sisi lain, jamur yang biasa dikonsumsi manusia seperti jamur kancing, jamur tiram, dan enoki, merupakan jenis yang aman dan dibudidayakan secara luas.
Ciri-Ciri
1. Warna dan Penampilan
Jamur beracun umumnya memiliki warna mencolok seperti merah, biru, atau kuning. Warna ini cukup sering ditemui seperti pada Amanita muscaria dengan warna merah serta bintik putih khasnya.
Sebaliknya, jamur yang aman dikonsumsi seperti jamur tiram biasanya berwarna netral seperti putih atau abu-abu. Tetapi Anda juga harus berhati-hati, karena warna netral juga biasa ditemukan pada jamur Deathcap.
BACA JUGA:5 Buah yang Tidak Baik Dikonsumsi di Malam Hari
2. Aroma
Jamur beracun sering berbau menyengat, asam, atau tidak sedap—mirip bau kimia atau bekerang. Jamur yang aman cenderung memiliki aroma segar seperti bau tanah basah atau kacang. Namun jika aroma jamur terlalu menyengat dan tidak meyakinkan, sebaiknya jangan diambil.
3. Struktur Fisik
Perhatikan batang jamur. Banyak jamur beracun memiliki cincin (annulus) pada batang dan cangkir (volva) di pangkal. Jamur aman umumnya tidak memiliki struktur seperti ini. Selain itu, beberapa jamur beracun akan berubah warna saat dipotong atau dilukai, misalnya menjadi biru atau hitam.
4. Habitat
Selain jamur tiram, jamur merang merupakan salah satu jamur yang aman dikonsumsi--Very Vegan Val
Jika Anda menemukan jamur di area hutan lembap atau dekat pohon mati, sebaiknya hindari, karena jamur-jamur yang tumbuh di area tersebut lebih cenderung beracun. Namun jika Anda menemukan di sekitar ladang buatan, mungkin terdapat jamur yang aman dikonsumsi seperti jamur merang.
BACA JUGA: 5 Menu Vegan yang Bikin Nagih
Membedakan jamur beracun dan tidak beracun memang membutuhkan ketelitian, pengalaman, dan pengetahuan. Ciri-ciri fisik bisa membantu sebagai panduan awal guna mencegah risiko kefatalan.
Saat menjelajahi alam liar, hindari mengambil risiko dengan mencoba jamur yang tidak pasti keamanannya. Lebih baik mengagumi keindahan jamur dari kejauhan daripada mengalami bahaya karena kesalahan identifikasi. (*)
*) Mahasiswa magang dari prodi Sastra Inggris, Universitas Negeri Surabaya