Penurunan BI Rate: Implikasi pada Investasi dan Sektor Riil

Minggu 15-06-2025,10:43 WIB
Oleh: Atik Purmiyati*

Y=C+I+G+(X-M) (1)

Sumber: Mankiw (2018)

Di mana C adalah konsumsi, I investasi, G pengeluaran pemerintah, dan (X-M) adalah net ekspor. Dalam jangka panjang, kebijakan penurunan BI rate bukan sekadar pelonggaran moneter, melainkan juga strategi untuk menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif. 

Biaya pinjaman yang lebih rendah mendorong pelaku usaha untuk berekspansi, sementara konsumen terdorong untuk meningkatkan konsumsi. Kombinasi keduanya memperkuat efek pengganda terhadap pendapatan nasional. 

Efek pengganda tersebut dirumuskan sebagai: 

k=  1/(1-MPC)  (2)

Sumber: Mankiw (2018)

Di mana MPC adalah marginal propensity to consume, yaitu proporsi tambahan pendapatan yang digunakan untuk konsumsi. Makin tinggi MPC, makin besar dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi. 

Dalam situasi global yang penuh ketidakpastian, sinergi antara peningkatan konsumsi dan investasi domestik menjadi motor utama pertumbuhan sehingga kebijakan yang akomodatif sangat dibutuhkan.

DAMPAK PADA INVESTASI DAN SEKTOR RIIL

Penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia merupakan strategi penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Ketika BI rate diturunkan, suku bunga pinjaman perbankan ikut menurun dan jumlah uang beredar meningkat.

Data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa likuiditas perekonomian (M2) pada April 2025 tumbuh 5,2 persen (yoy) meskipun lebih lambat jika dibandingkan dengan Maret yang tumbuh 6,1 persen. 

Pertumbuhan itu dipicu oleh peningkatan M1 sebesar 6,0 persen (yoy) dan uang kuasi 2,4 persen (yoy). Penyaluran kredit juga tetap tumbuh positif 8,5 persen (yoy) meski sedikit melambat dari bulan sebelumnya (8,7%). 

Sementara itu, tagihan bersih kepada pemerintah pusat mengalami kontraksi lebih dalam, dari -8,7 persen menjadi -21,0 persen (yoy). Aktiva luar negeri bersih juga melambat, dari 6,0 persen menjadi 3,6 persen (yoy).

Dengan penurunan BI rate, jumlah uang beredar diperkirakan akan terus meningkat pada bulan-bulan berikutnya. Selain itu, biaya pinjaman yang lebih rendah memberikan insentif bagi pelaku usaha untuk ekspansi, membangun fasilitas baru, dan meluncurkan proyek. 

Konsumen pun terdorong mengambil kredit konsumtif seperti KPR dan kredit kendaraan, yang meningkatkan permintaan domestik. Kenaikan konsumsi dan investasi itu akan mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. 

Kategori :