Di beberapa titik terdapat arca. Di antaranya arca Dwarapala di halaman candi. Gua Selomangleng adalah gua buatan manusia pada masa lalu. Artinya, leluhur melubangi batu andesit berukuran besar.
Tangga kuno untuk naik ke bibir gua dihias beberapa ornamen. Terdapat relung dewata seperti lazimnya sebuah candi.
BACA JUGA:Jelajah Pulau Komodo di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur
Anda sudah tahu, relung dewata pada candi biasanya diisi oleh arca suci. Namun, arca di relung Gua Selomangleng sudah tidak ada lagi.
Dua pengunjung, Nova CM dan Lian M Margareta singgah di gua tersebut. Keduanya masuk ke dalam. Di sisi utara gua, Nova meraba hiasan Kala Kirtimukha. Yakni relief raksasa penjaga di bagian atas bilik candi.
"Biasanya, relief Kala seperti ini ada di depan. Di pintu masuk candi. Tapi Kala Kirtimukha yang ini ada di ruang dalam," katanya.
BACA JUGA:Pulau Padar, Eksotika Tersembunyi di Timur Nusantara
Usai melakukan upacara di Gua Selomangleng, umat Hindu bersembahyang Tilem di Pura Penataran Agung Kilisuci.-Guruh D.N.-HARIAN DISWAY
Maka, bilik dengan Kala Kirtimukha itu pasti menyimpan sesuatu yang penting. Di sana terdapat interior altar kuno dengan padmasana.
Dengan pola seperti itu, biasanya terdapat arca di bagian atasnya. Namun, arca itu tak ada. Yang tersisa hanya latar Prabamandala. Yakni sebagai ornamen latar belakang sebuah arca suci.
Di dalam gua itu terdapat hiasan kepala naga, sosok garudeya, dan relief figur dengan rambut tergerai. Sikap tangan dan kakinya menunjukkan bahwa ia sedang bermeditasi. Warga sekitar berendapat bahwa relief itu merupakan sosok Dewi Kilisuci.
BACA JUGA:Eksotika Bukit Sylvia dan Pantai Wae Cicu, Labuan Bajo
Pendapat lain menyebut bahwa itu merupakan sosok Siddharta Gautama. Menggambarkan adegan ketika ia berada dalam tahap awal untuk mencapai kebudhaan.
Saat mengunjungi gua tersebut pada 27 Mei 2025, terdapat beberapa pemeluk Hindu berdatangan. Mereka hendak melakukan ibadah Tilem. Yakni perayaan suci pasca bulan purnama penuh. Naik ke atas Gua Selomangleng, mereka melepas alas kaki. Sebab, gua itu merupakan kawasan suci.
Umat Hindu tersebut sebagian besar berasal dari Banyuwangi. Perlengkapan sembahyang yang dibawa, di antaranya adalah pejati. Yakni sesaji penegas identitas kehinduan. Isinya berupa kelapa, dupa, beberapa jajanan dan bunga.
BACA JUGA:Menjelajahi Wisata Kuliner Harbin di Tiongkok, Kota Es Kaya Rasa