Whisnu Santika Rilis Single Are You Ready: Saatnya Saling Rangkul, Bukan Saling Sikut

Minggu 22-06-2025,12:00 WIB
Reporter : Guruh Dimas Nugraha
Editor : Guruh Dimas Nugraha

JAKARTA, HARIAN DISWAY - Di tengah lanskap musik elektronik yang kerap diwarnai ego dan perlombaan popularitas, DJ dan produser Whisnu Santika muncul dengan narasi yang kontras.

Lewat single terbarunya bertajuk “Are You Ready”, ia mengajak musisi dan pendengar untuk berpikir ulang: apakah kita masih harus bersaing, atau kini waktunya saling dukung?

“Musik bukan soal siapa lebih dulu naik. Tapi bagaimana kita naik bareng,” ujar Whisnu.

BACA JUGA:Swingin' Tanjung Perak Jazz Festival 2025, Hadirkan Musik Jazz dan Teatrikal Sejarah

Single itu dirilis di bawah label ternama Spinnin’ Records, dan menampilkan kolaborasi lintas benua bersama Akeey (Indonesia) dan Liquid Silva (Kanada).

Hasilnya tak sekadar track EDM biasa. Melainkan manifesto sonik tentang pentingnya berkolaborasi di industri yang semakin cepat berubah.

Dengan beat khas Indonesian Bounce, “Are You Ready” menampilkan ritme yang energik, namun membawa pesan yang mendalam dari sekadar getaran dance floor.


Whisnu Santika merilis album terbaru berjudul Are You Ready.-Whisnu Santika-

BACA JUGA:⁠Grammy Awards Tambahkan Kover Album Terbaik Sebagai Kategori Baru

Di balik hook-nya yang catchy, terselip pertanyaan kritis: masihkah kita harus saling dorong demi panggung, atau justru berbagi tempat di dalamnya?

“Banyak musisi muda minder ngajak kerja sama karena takut ditolak. Padahal, dari sebuah kolaborasi akan lahir hal-hal paling otentik,” jelas Whisnu.

Kolaborasinya dengan Liquid Silva yang membawa warna hip hop, serta Akeey yang condong ke urban pop, menghadirkan suara baru yang justru lahir dari pertemuan perbedaan, bukan keseragaman.

BACA JUGA:Taylor Swift Kuasai Kembali Hak Master Enam Album Pertama, Akhiri Kontroversi Panjang

“Are You Ready” merupakan bagian dari agenda rilisan kolaboratif Whisnu sepanjang 2025, termasuk “Lov3” bersama Sorn, serta sejumlah remix untuk lagu-lagu lokal. Seperti “Mangu” dan “Bagaimana Kalau Aku Tidak Baik-Baik Saja”.

Semua karya itu berbagi semangat yang sama: keterbukaan, kerja sama, dan keberanian melintasi batas genre maupun negara.

Kategori :