Swingin' Tanjung Perak Jazz Festival 2025, Hadirkan Musik Jazz dan Teatrikal Sejarah

Swingin' Tanjung Perak Jazz Festival 2025, Hadirkan Musik Jazz dan Teatrikal Sejarah

T-Plus Band berkolaborasi dengan P2Kol di Swingin' to Tanjung Perak Jazz Festival 2025. -Boy Slamet-HARIAN DISWAY

SURABAYA, HARIAN DISWAY – Truk putih itu berhenti tepat di depan Excelso Tunjungan pada Rabu malam, 16 Juni 2025. Bak belakangnya terbuka perlahan. Tampak keyboard, bass, drum, dan kulintang.

Semua alat itu ada dalam Caravan Jazz milik Surabaya Pahlawan Jazz. Mereka meramaikan Swingin’ to Tanjung Perak Jazz Festival 2025.

Ritme drum rancak. T-Plus Band, band lokal yang telah berdiri sejak 2017, membuka festival dengan gaya. Lagu I Don’t Wanna Miss a Thing milik Aerosmith. Lagu itu dibawakan dengan nuansa jazz dengan tempo cepat. Suasana pun semarak.

BACA JUGA:Jo & Friends Hangatkan Kya-Kya Kembang Jepun dalam Hari Kedua Rangkaian Tanjung Perak Jazz 2025


Letkol Laut (P) Yudo Ponco Arei (kanan) saat menjelaskan barang koleksi Museum Pusat TNI AL Jalasveva Jayamahe. -Boy Slamet-HARIAN DISWAY

T-Plus menggandeng Paguyuban Pelatih Kolintang (P2Kol). Kolaborasi dua genre musik itu menyajikan harmoni menggugah lewat lagu I Can’t Stop Loving You dari Ray Charles. Tembang-tembang dari era ’90-an pun mengalun. Pengunjung pun asyik bernostalgia.

Di tengah-tengah sesi saat musik jazz usai, Letkol Laut (P) Yudo Ponco Ari dari Museum Pusat TNI AL Jalesveva Jayamahe (Jala) hadir.

Ia mewakili TNI AL, menghadirkan dua senjata koleksi museum: Lee-Enfield dan Akira 38. Diperkenalkan oleh dua peraga berseragam Tentara Keamanan Rakyat. Itu merupakan penampilan teatrikal sejarah.

BACA JUGA:Rangkaian Perdana Tanjung Perak Jazz 2025 di Kota Lama Surabaya, Victor and Friends Berkolaborasi dengan Indah Kurnia

"Senjata ini digunakan para pejuang Indonesia. Dengan segala keterbatasan, mereka bahkan membuat peluru sendiri. Dan mampu memperbaiki senjata yang rusak," jelas Letkol Ponco.

Ia menambahkan, dalam salah satu koleksi foto museum, ada pejuang yang tengah memegang gitar. Bukti bahwa di tengah medan pertempuran, musik tetap hidup.

Keterkaitan antara perjuangan dan musik bukanlah hal baru. Musik menjadi pelipur lara, pengobar semangat, sekaligus bahasa pemersatu dalam perjuangan. Maka tak heran jika Jazz Festival tersebut juga turut mengangkat semangat itu dalam balutan seni dan sejarah.

BACA JUGA:Tanjung Perak Jazz 2025, Jazz di Atas Tank dan Irama Sejarah di Museum TNI AL

Tresye, vokalis T-Plus sekaligus anggota Surabaya Pahlawan Jazz (SPJ), menuturkan terkait pentingnya keberlanjutan acara itu.

“Kami sangat bangga menjadi bagian dari Surabaya Pahlawan Jazz bersama Bu Indah Kurnia. Beliau terus mendukung band-band lokal Surabaya,” ujarnya.

Ia berharap program Tanjung Perak Jazz yang kini memasuki edisi ke-6 bisa terus menjadi agenda tahunan. Bahkan menjadi kalender tetap musik jazz berskala nasional. “Semoga banyak bakat baru dari Surabaya. Bakat yang lahir dan bersinar di pentas Indonesia,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: