Tanjung Perak Jazz 2025, Jazz di Atas Tank dan Irama Sejarah di Museum TNI AL

Tanjung Perak Jazz 2025, Jazz di Atas Tank dan Irama Sejarah di Museum TNI AL

DUET Iroel MPal X Factor dengan Rio Sidik, pemain terompet, dalam ajang Tanjung Perak Jazz.-Boy Slamet-Harian Disway-

SURABAYA, HARIAN DISWAY – Tank baja, senar gitar, dan irama jazz. Tiga hal yang sebelumnya tak pernah terpikir bisa tampil dalam satu panggung. Namun, dalam gelaran Tanjung Perak Jazz 2025, semua itu bisa diwujudkan.

Festival jazz tahunan itu akan kembali digelar dengan semangat baru. Lebih ikonik dan lebih edukatif. Tak lagi di Surabaya North Quay seperti tahun-tahun sebelumnya.

Kali ini, Surabaya Pahlawan Jazz sebagai penyelenggara, menggelar acara tersebut di Museum Pusat TNI AL Jalesveva Jayamahe, Jalan Hang Tuah No. 1, Tanjung Perak, Surabaya. 

BACA JUGA:Tanjung Perak Jazz 2025 Segera Hadir, Jazzno Suroboyo di Museum TNI AL Surabaya

Sebuah lokasi yang bukan hanya menawarkan estetika arsitektur Angkatan Laut, tetapi juga atmosfer perjuangan.

Tanjung Perak Jazz adalah sebuah panggung yang memadukan sejarah, nasionalisme, dan irama jazz yang merdu.

Tak hanya hadir sebagai festival musik, Tanjung Perak Jazz 2025 juga menjadi ajang memeriahkan ulang tahun Surabaya.

BACA JUGA:Tanjung Perak Jazz 2023, The Skuy usung Jazz Ska, Stone Cold Killer dengan Funk Jazz


Kelompok musik jazz YK asal Samarinda tampil memukau pada Tanjung Perak jazz 2024. Mengenakan tambahan asesoris khas suku Dayak , mereka menyita perhatian penggemar jazz yang datang dari berbagai kota di sekitar Surabaya. Salah satu anggota YK Rangga M-Boy Slamet-

“Jazz tetap kami gelar di kawasan Tanjung Perak. Tapi kali ini lebih ikonik. Karena diadakan di museum TNI AL,” ujar Indah Kurnia, pendiri Surabaya Pahlawan Jazz.

Anggota Komisi XI DPR RI itu menjelaskan, keputusan pindah lokasi bukan semata untuk mencari suasana baru. Tapi juga upaya menghadirkan pengalaman yang lebih bermakna bagi penonton. Terutama generasi muda.

“Harapannya, mahasiswa, pelajar, hingga warga Surabaya bisa menyaksikan pertunjukan musik jazz sambil belajar sejarah perjuangan bangsa. Terutama peran TNI AL dalam mempertahankan kemerdekaan,” lanjutnya.

BACA JUGA:Hadir di Tanjung Perak Jazz 2023, Pangdam V Didapuk Jadi Pembina Surabaya Pahlawan Jazz

Panggung jazz tahun ini, menurut Christian Wahyudi selaku Ketua Pelaksana, memang dirancang lebih eksperimental. Tak hanya dari sisi lokasi. Tapi juga dari pengalaman visual dan musikal.

"Jadi, dengan membayar satu tiket saja, pengunjung akan mendapatkan tiga hal: konser jazz, edukasi sejarah, dan spot foto keren buat media sosial," jelas Chris.

Salah satu kejutan yang disiapkan panitia adalah sesi jamming jazz di atas tank Ya, tank. Kendaraan tempur jadi properti panggung.

BACA JUGA:Filosofi di Balik Tanjung Perak Jazz 2023

Jamming di atas tank akan jadi salah satu highlight. Kami ingin membuktikan bahwa jazz bisa tampil di mana saja. Bahkan di atas kendaraan tempur,” tambah Chris, kemudian tertawa.

Tak hanya dari segi visual yang dijanjikan akan lebih atraktif. Sisi musikalnya pun turut dirombak. Tahun lalu, festival itu sempat mencuri perhatian dengan adanya musisi yang mengaransemen lagu-lagu dangdut ke dalam versi jazz. Tahun ini, kejutan datang dari paduan jazz dengan orkestra klasik dan musik keroncong.


Ermy Kulit, penyanyi jazz legendaris ikut meramaikan Tanjung Perak Jazz 2023.-Boy Slamet -

Kolaborasi tersebut akan digawangi oleh Orkes Kota Pahlawan. Yakni kelompok musik orkesta klasik yang akan berpadu dengan musisi jazz muda dari Surabaya.

BACA JUGA:Tanjung Perak Jazz, Kemeriahan Musik di Tepi Laut; Pesta Berbagai Genre Musik

Eksperimen musikal itu berlandaskan cita-cita besar: melahirkan warna jazz yang otentik, khas Kota Pahlawan.

Bagi Chris, jazz bukan sekadar genre musik. Tapi cara berpikir. Cara hidup. Dan cara menyampaikan semangat zaman dengan nada-nada penuh improvisasi.

Swing, misalnya, itu istilah yang melekat dalam tradisi jazz. Maka, kami mengubah nama kegiatan sebelum malam puncak. Dari Road to Tanjung Perak Jazz menjadi Swing to Tanjung Perak Jazz,” katanya.

BACA JUGA:Tanjung Perak Jazz Kembali Digelar, Ada Lebih Dari 100 Performer

Rangkaian festival akan digelar dari 14 sampai 21 Juni 2025. Sepanjang sepekan, berbagai pertunjukan akan menyapa publik di titik-titik bersejarah dan kreatif di Surabaya. Mulai dari Kota Lama, Kya-Kya Embong Jepun, hingga Omahkurasi.

Rangkaian acara akan ditutup pada 21 Juni dalam malam puncak di Museum TNI AL. Musisi papan atas Barry Likumahuwa & The Rhythm Service jadi penampil utama. Kemudian Dudy Oris, The Skuy, dan Celia Noreen dijadwalkan naik panggung.

Namun, seperti tahun-tahun sebelumnya, panggung utama bukan satu-satunya daya tarik. Justru atmosfer komunitas, semangat kolaborasi, dan ruang temu lintas generasi yang menjadi jantung dari Tanjung Perak Jazz.

BACA JUGA:Panah Asmara Sheila Majid Pungkasi International Golo Mori Jazz 2025

Tak heran jika komunitas penggerak di balik festival ini punya sejarah yang juga inspiratif. Surabaya Pahlawan Jazz lahir saat pandemi COVID-19, ketika semua pertunjukan musik nyaris tak bisa digelar.


Indah Kurnia (kanan) bersama FX Boy (kiri) mendampingi Pangdam V Brawijaya, Mayjend TNI Farid Makruf dalam event Tanjung Perak Jazz 2023.-Boy Slamet -

Alih-alih berhenti, komunitas ini justru muncul lewat acara kecil bernama ThursJamm di Omah Sae. Dari sana, mereka menggelar caravan jazz keliling Surabaya. Menebar harapan dan harmoni di tengah krisis.

Kini, mereka terus tumbuh. Didukung oleh komunitas seperti Korek Jazz, Fusion Jazz Community, Surabaya All Star, Ctwosix, hingga Jazz Centrum. Semua bersatu dalam misi yang sama: menghidupkan jazz di Surabaya, bahkan hingga ke pelosok Jawa Timur.

BACA JUGA:Andien Kenang Titiek Puspa dalam International Golo Mori Jazz 2025, Bawakan Kupu-Kupu Malam dan Bimbi

Harapannya, Tanjung Perak Jazz menjadi ikon festival musik Jazz di Surabaya. Seperti Jazz Gunung, Prambanan Jazz dan berbagai festival musik jazz yang ada di beberapa kota.

Alih-alih menggaet berbagai musisi jazz senior, tahun ini Tanjung Perak Jazz 2025 didominasi oleh musisi muda.

Bagi Chris, masa depan jazz ada di tangan anak muda. “Lewat komposisi pemusik jazz yang dominan dari generasi muda, kami harap geliat jazz di Surabaya akan semakin meriah. Lewat panggung itulah mereka bisa unjuk gigi,” tutupnya.

BACA JUGA:International Golo Mori Jazz 2025: Maliq & D'Essentials Bikin Romantis, Tohpati Kenang Elfa Secioria

Di Kota Surabaya, jazz bukan sekadar musik elit. Tapi sudah jadi bagian dari denyut kreatif, ruang edukasi, dan semangat nasionalisme.

Dengan jargon “Jazz’no Suroboyo”, Tanjung Perak Jazz 2025 siap menjadi panggung besar untuk suara-suara baru. Irama yang lahir dari perjuangan, tumbuh dari krisis, dan kini, menggema di Museum TNI AL Surabaya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: