Gencatan Senjata Iran-Israel Kontras dengan Darah di Gaza

Rabu 25-06-2025,14:54 WIB
Reporter : Doan Widhiandono
Editor : Noor Arief Prasetyo

Sebagian negara-negara dunia memang menyambut baik gencatan senjata Iran-Israel, Selasa, 24 Juni 2025. Tapi, masih ada derita yang mengambang di Gaza. Israel masih belum menghentikan kekejiannya.

SELASA sore itu, langit barat Rafah, selatan Jalur Gaza, masih kelabu oleh debu dan asap. Di kawasan dekat Al-Alam dan Al-Shakoush, sekitar dua kilometer dari pusat distribusi bantuan yang disokong Amerika Serikat, suara tembakan dan dentuman tank kembali menggema. Sebanyak 25 orang tewas hanya karena mencoba mendapatkan bantuan makanan.

“Pasukan Israel menargetkan kerumunan warga sipil dengan peluru dan tembakan tank ketika mereka berusaha mencapai pusat bantuan di barat laut Rafah,” ujar juru bicara pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, kepada kantor berita Agence France-Presse.

Ia menambahkan, puluhan lainnya luka-luka. Itu adalah insiden kedua dalam satu hari yang menargetkan warga yang sedang mencari bantuan. Jumlah korban tewas hari itu mencapai 46 jiwa.

BACA JUGA:Gencatan Senjata Akhirnya Tercapai, Iran: Operasi 'Menghukum' Israel Rampung

BACA JUGA:Perang Iran-Israel, Tanda Bahaya dari Timur Tengah

Tempat tragedi itu adalah area yang sejak pekan lalu menjadi titik bantuan. Di situ, warga kerap berkumpul. Berharap mendapatkan bantuan makanan yang terus menerus langka.

Meski dekat dengan lokasi distribusi bantuan internasional, tempat tersebut kini menjadi medan pembantaian.

Di tengah euforia politik atas kesepakatan damai sementara dengan Iran, penderitaan warga Gaza terus berlangsung. Tidak ada komentar resmi dari militer Israel atas kejadian itu. Sementara itu, suara-suara di dalam Israel mulai meminta agar gencatan senjata juga menyentuh Gaza.

Yair Lapid, pemimpin oposisi Israel dari partai Yesh Atid, menulis di X. “Dan sekarang Gaza. Sudah waktunya menyelesaikannya di sana juga. Kembalikan para sandera, akhiri perang,” cetusnya.


HISTERIA WARGA GAZA menyaksikan pembantaian yang dilakukan Israel, 24 Juni 2025.-omar Al-Qatta-AFP-

Itu senada dengan Forum Keluarga Sandera dan Orang Hilang. Mereka mewakili keluarga korban serangan Hamas pada Oktober 2023. Kelompok itu juga menyerukan agar Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengupayakan gencatan senjata di Gaza.

“Mereka bisa mencapai gencatan senjata dengan Iran. Seharusnya juga bisa mengakhiri perang di Gaza,” tulis mereka dalam pernyataan resmi.

Namun, gencatan senjata Iran-Israel itu bukan gratis. Amerika Serikat dan Israel meluncurkan serangan ke fasilitas nuklir Iran. Presiden AS Donald Trump menganggapnya sebagai sebuah kemenangan di satu medan. Meskipun, di medan lain—Gaza—masih tergambar suasana yang kontras. Warga Gaza masih mengantre bantuan di bawah bayang-bayang laras senjata.

Presiden Israel Isaac Herzog menyebut kesepakatan damai dengan Iran sebagai “kesempatan besar” untuk persatuan nasional. Tapi, lagi-lagi, ia tidak menyebut Gaza dalam komentarnya.

Kategori :