HARIAN DISWAY - Salah satu prinsip yang disebutkan dalam Helsinki Design Systems adalah ”taking into account the needs of users who might experience exlusion in their daily lives”. Inilah yang membuat saya sungguh tertegun.
”Pintu masuk rumah saya ada di Maisemamaalauksenkatu. Jika Anda membutuhkan pintu masuk yang accessible (untuk difabel, jika berkursi roda), lewati halaman dengan jalan yang menanjak, kemudian belok kiri di persimpangan pertama. Masuk di pintu yang ada di situ dengan kode yang tadi saya berikan”.
Demikian percakapan saya dengan seseorang saat sekitar akhir tahun lalu saya membeli alas kaki bekas untuk anak saya yang baru masuk di daycare.
Salah satu fasilitas yang biasanya ada di tempat-tempat umum, ada elevator kecil untuk membantu stroller atau kursi roda naik tangga.--Mushonnifun Faiz S
BACA JUGA:Cerita Diaspora oleh Mushonnifun Faiz Sugihartanto (9): Enaknya Kuliah PhD di Hanken
Saat menerima pesan tersebut, saya tertegun pada penjual memberikan arahan. In case saya adalah orang yang berkursi roda. Betapa negara ini telah memikirkan desain segala fasilitas di kota agar bisa digunakan oleh berbagai orang dengan berbagai kondisi.
Sebagai contoh adalah transportasi publik. Bus, metro (kereta bawah tanah), trem (kereta listrik dalam kota, kereta komuter (jarak pendek dan bisa antarkota yang dekat), serta kereta antarkota sudah pasti memiliki tempat untuk orang berkebutuhan khusus.
Misalnya, untuk orang tua dan ibu hamil yang berupa kursi khusus dengan pegangan, biasanya dekat pintu lokasinya, pengguna kursi roda baik manual maupun elektrik, stroller bagi anak dan orang tua. Bahkan bagi yang memiliki gangguan visual, jadwal transportasi tersedia di format yang dapat diakses.
Transportasi terjadwal dan hampir selalu beroperasi on-time. Ketika berhenti di tempat pemberhentian, selalu diumumkan ke penumpang menggunakan suara selain tulisan visual di layar.
Di stasiun kereta dan metro, tersedia tangga, elevator, hingga lift sehingga mampu membantu orang-orang naik turun bangunan. Lampu lalu lintas mengeluarkan suara tertentu jika kondisinya hijau, kuning, dan merah, untuk membantu penyeberang jalan yang memilki gangguan penglihatan.
BACA JUGA:Cerita Diaspora oleh Mushonnifun Faiz Sugihartanto (10): PhD Antirasan-rasan
Oh ya, untuk penumpang disabilitas, mereka dapat menggunakan transportasi publik dengan gratis. Baik penumpang tersebut penduduk tetap Kota Helsinki, maupun wisatawan.
Demikian pula jika orang tua membawa stroller dan anak di bawah usia tujuh tahun, maka baik anak dan orang tuanya -untuk satu orang tua satu anak- diberikan gratis.
Saya beberapa kali melihat orang-orang yang menggunakan baik electric maupun manual wheelchair berjalan-jalan sendiri, naik bus, trem, dan metro sendiri. Biasanya sopir atau penumpang lain membantunya naik dan turun jika kesulitan.
Hal ini tidak terlepas dari pemerintah Kota Helsinki yang memiliki beberapa council. Meliputi elderly citizens council (dewan untuk penduduk yang tua), the council on disability (dewan untuk penduduk yang memilki disabilitas), the gender equality commission (komisi tentang kesetaraan gender), serta non-discrimination commission (komisi non-diskriminasi).