Kemenhub Tinjau Konservasi Energi di Terminal Teluk Lamong, TPK Nilam, dan PT BJTI

Rabu 25-06-2025,20:00 WIB
Reporter : Thoriq S Karim
Editor : Thoriq S Karim

SURABAYA, HARIAN DISWAY - PT Terminal Teluk Lamong (TTL), Terminal Petikemas Nilam (TPK Nilam), dan PT Berlian Jasa Terminal Indonesia (BJTI) menerima kunjungan dari Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, Rabu, 25 Juni 2025. 

Kegiatan ini menjadi ajang strategis untuk memperkuat sinergi antara pemerintah dan BUMN kepelabuhanan. Utamanya dalam mewujudkan pelabuhan Indonesia yang lebih hijau, efisien, dan berkelanjutan.

Tim Kemenhub RI, yang terdiri dari Rachmat Budi Setiawan, Linda Evans, dan Dina Kartika. Mereka adalah tim penyusun bahan kebijakan. Kemudian Danawirya Silaksanti, yang merupakan pengendali dampak lingkungan. 

Tim meninjau langsung penerapan manajemen energi dan konservasi di terminal. Tujuannya, dari peninjauan itu, dapat direplikasi pada pelabuhan-pelabuhan. Seperti pelabuhan sungai, danau, serta penyeberangan yang dikelola oleh Ditjen Perhubungan Laut dan Darat.

BACA JUGA:TTL Tingkatkan Efisiensi Bongkar Muat, BSH Kapal Internasional Lampaui Target


Kemenhub berharap program ramah lingkungan bisa diterapkan pada pelabuhan lainnya-dok.istimewa-

Anang Januriandoko, Senior Manager Quality, Health, Safety, Security, and Environemnt PT Terminal Teluk Lamong, mengapresiasi kunjungan tersebut. “Kegiatan ini menjadi ruang berbagi pengalaman dan praktik yang telah kami jalankan di TTL, khususnya dalam pengelolaan energi berbasis keberlanjutan dan efisiensi operasional, “ katanya.

Dia menjelaskan berbagai sarana dan prasarana berbasis energi bersih yang telah diterapkan. Misalnya, pelabuhan berkonsep greenport dan smartport. 

TTL telah menggunakan peralatan bongkar muat seperti Automatic Stacking Crane (ASC), Ship to Shore Crane (STS) dan Grab Ship Unloader (GSU). Peralatan tersebut menggunakan energi listrik. 

TTL juga sudah memiliki komite energi dan menerapkan sistem manajemen energi ISO50001:2018. Fungsinya untuk mengawasi dan mengendalikan konsumsi energi di seluruh area operasional. 

Komitmen ini diperkuat dengan pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Serta penggunaan lampu tenaga surya sebagai bagian dari inisiatif penggunaan energi terbarukan di kawasan pelabuhan.

BACA JUGA:Investasi SDM, TTL Gelar Pelatihan Container Terminal Operation (CTO)

BACA JUGA:Jatim Raih Penghargaan Tata Kelola Arsip, Gubernur Khofifah Dorong Sistem Kearsipan Terbuka dan Mudah Diakses

Terminal Petikemas Nilam (TPK Nilam) juga memaparkan strategi konservasi energy. Yakni, mulai dari penggunaan biosolar B40, konversi lampu Son-T ke LED, pemanfaatan shore connection, hingga rencana pengoperasian Electric Rubber Tired Gantry (ERTG) di awal tahun 2026. 

Berikutnya PT BJTI yang mengonversi energi Harbour Mobile Crane (HMC) konvensional menjadi HMC listrik. Lalu perubahan RTG konvensional menjadi RTG baterai yang lebih efisien dan ramah lingkungan. 

“Program konversi energi alat HMC dan RTG konvensional menjadi listrik mengurangi ketergantungan pada BBM dan mengurangi emisi gas, “ jelas Adi Sugiri Direktur Komersial dan Teknik, PT BJTI.

Tim Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan (PPTB) Kementerian Perhubungan RI mengapresiasi TTL, TPK Nilam, dan BJTI yang sudah melaksanakan berbagai upaya konservasi energi di pelabuhan. 

“Kami harap tetap konsisten serta dapat membantu menyebarluaskan semangat konservasi energi ini kepada seluruh pelabuhan dalam manajemen PT. Pelindo berikut subholdingnya” ujar Danawirya Silaksanti, Pengendali Dampak Lingkungan Ahli Muda Kementerian Perhubungan RI.

BACA JUGA:TTL Bagikan Paket Makanan Bergizi melalui Program Pelindo Peduli

BACA JUGA:Kolaborasi Pemerintah Kota Surabaya dan Pelindo dalam Wujudkan Surabaya Hebat
PPTB Kementerian Perhubungan RI juga mendorong pelaporan pelaksanaan manajemen energi kepada Kementerian ESDM yang berbasis web online. Langkah tersebut merupakan amanat pelaksanaan Peraturan Pemerintah no. 33 Tahun 2023 tentang Konservasi Energi. 

PPTB dapat mengoordinasikan diskusi lebih lanjut dengan Direktorat Konservasi Energi Kementerian ESDM untuk pembukaan akun Pelaporan Online Manajemen Energi (POME). (*)

Kategori :