HARIAN DISWAY - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menanggapi kemenangan Zohran Mamdani, kandidat unggulan dari Partai Demokrat untuk jabatan Wali Kota New York.
Dalam unggahan di platform Truth Social pada Kamis, 26 Juni 2025, Trump menyebut Mamdani sebagai “komunis murni” yang berbahaya dan tidak pantas memimpin kota terbesar di Amerika Serikat.
“Ini akhirnya terjadi, Demokrat telah melampaui batas. Zohran Mamdani, 100 persen komunis gila, baru saja memenangkan pemilihan pendahuluan Demokrat dan sedang menuju kursi wali kota,” tulis Trump dalam unggahannya.
BACA JUGA:Zohran Mamdani Unggul di Pemilihan Pendahuluan Wali Kota New York
BACA JUGA:RUU Pajak Trump Masuk ke Debat Senat, Picu Perpecahan di Internal Partai Republik
Tak berhenti di situ, Trump juga menyerang pribadi Mamdani dengan komentar bernada merendahkan. Ia menyebut suara Mamdani “mengerikan”, penampilannya buruk, dan mendiskreditkan kecerdasannya.
“Dia disokong AOC+3 dan semua orang bodoh,” tulis Trump, merujuk pada anggota Kongres progresif seperti Alexandria Ocasio-Cortez yang dikenal mendukung agenda sayap kiri.
Trump bahkan mengancam akan menghentikan aliran dana federal ke New York jika Mamdani terpilih menjadi wali kota.
BACA JUGA:Trump Marah Disebut Serangan AS ke Iran Gagal, Minta Jurnalis yang Memberitakan Dipecat
Dalam wawancara yang dikutip Independent, Trump mengatakan, “Jika dia menang, saya akan menjadi presiden. Dan dia harus melakukan hal yang benar, kalau tidak mereka tidak akan dapat uang sepeser pun," ancamnya.
Ancaman ini mengingatkan pada kebijakan Trump di periode sebelumnya. Ia beberapa kali memotong pendanaan untuk kota-kota yang dipimpin oleh wali kota dari Partai Demokrat, terutama mereka yang menolak kerja sama dengan kebijakan imigrasi pemerintah pusat dan mendukung status “kota perlindungan”.
Menanggapi pernyataan keras dari Trump, Mamdani muncul dalam acara Meet the Press di NBC pada Minggu, 29 Juni 2025.
BACA JUGA:Data Intelijen Ungkap Serangan AS Gagal Hancurkan Situs Nuklir Iran, Trump Klaim Asal-Asalan?
Dalam wawancara tersebut, ia menyatakan bahwa serangan personal dari Trump hanyalah upaya untuk mengalihkan perhatian publik dari isu-isu yang sebenarnya penting.
“Saya mulai terbiasa dengan kenyataan bahwa presiden akan bicara soal penampilan saya, suara saya, asal-usul saya, dan siapa saya. Karena dia ingin menghindari perdebatan mengenai apa yang saya perjuangkan,” ujar Mamdani.