Bagi Gen Z yang ingin memulai dengan risiko lebih rendah, reksadana menjadi opsi menarik. Produk itu memungkinkan investor menyerahkan pengelolaan dana kepada manajer investasi. Dengan Rp 100 ribu saja, mereka bisa memiliki portofolio saham, obligasi, atau pasar uang.
Menurut Bareksa, jumlah investor reksadana dari kelompok Gen Z meningkat 30% dibanding tahun sebelumnya. Banyak yang memilih reksadana karena “tidak ribet” dan tetap bisa cuan dalam jangka panjang.
BACA JUGA:Seni sebagai Investasi, Jalan Menuju Ketajaman Makna
Nabung Emas: Aman dan Familiar
Meskipun terdengar kuno, menabung emas digital justru semakin populer. --iStockphoto
Meskipun terdengar kuno, menabung emas digital justru semakin populer. Aplikasi seperti Tokopedia Emas, Pegadaian Digital, atau Pluang memungkinkan Gen Z membeli emas mulai dari 0,01 gram.
Nilai emas yang relatif stabil dan tahan terhadap inflasi membuatnya cocok untuk proteksi nilai jangka panjang.
Data dari Pegadaian mencatat peningkatan transaksi emas digital di kalangan usia 18–25 tahun sebesar 24 persen sepanjang 2023. Alasan utamanya: praktis, aman, dan mudah dipahami.
Meski antusias, bukan berarti perjalanan investasi Gen Z bebas tantangan. Masih banyak yang tergoda investasi bodong, belum memahami prinsip diversifikasi, atau overtrust terhadap influencer keuangan tanpa verifikasi.
BACA JUGA:Banyak Keuntungan Menabung Emas di Pegadaian untuk Masa Depan, Berikut Cara-Caranya
Oleh karena itu, edukasi literasi keuangan masih menjadi pekerjaan rumah penting. OJK melalui program Sikapi Uangmu terus mendorong kampanye keuangan digital yang sehat. Selain itu, sekolah dan kampus juga diharapkan aktif menyisipkan edukasi finansial dalam kurikulum.
Setiap instrumen investasi memiliki kelebihan dan risikonya masing-masing. Saham cocok bagi yang siap belajar dan menanggung fluktuasi pasar. Reksadana cocok untuk yang ingin praktis, dan emas cocok sebagai proteksi nilai.
Bagi Gen Z, langkah paling penting bukan pada instrumen apa yang dipilih terlebih dahulu, melainkan membangun kebiasaan dan pemahaman finansial yang berkelanjutan.
BACA JUGA:7 Cara Menabung Emas dengan Aman dan Mudah untuk Masa Depan
Dengan begitu, investasi bukan sekadar tren sesaat, tetapi bekal menuju masa depan yang lebih mandiri secara ekonomi. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Terbuka Surabaya.