Jika hasil itu konsisten, vaksin bisa menjadi langkah preventif revolusioner. Jadi semacam “perlindungan primer” agar sel kanker tak berkembang sama sekali.
BACA JUGA:Awas! 90 Persen Pasien Kanker Payudara Tidak Merasa Sakit, Gerakan SaDaRi jadi Makin Krusial
Pengujian fase I dilakukan di Amerika Serikat, melibatkan klinik‑klinik rujukan kanker TNBC . Kelanjutan fase II direncanakan secara global. Termasuk uji di berbagai pusat onkologi untuk memastikan efikasi pada populasi luas.
Vaksin itu disuntikkan dalam tiga dosis dengan jeda dua minggu. Agar memicu produksi sel T yang spesifik mengenali α‑laktalbumin.
Respons imun itu menjaga “surveillance” oleh tubuh. Sehingga tumor sekecil apa pun dapat dihancurkan tanpa berkembang.
BACA JUGA:Perjuangan Puput Novel Melawan Kanker Payudara dan Komplikasi yang Menjadi Akhir Perjalanan Hidupnya
Fitur utamanya, menargetkan antigen yang hanya muncul pada sel kanker, minim risiko menyerang sel sehat. Tolerabilitas tinggi, efek samping ringan seperti kemerahan atau nyeri di area suntikan.
- Kendala dan tantangan, meski unik, beberapa hal masih harus diperjelas:
- Populasi target - vaksin ini hanya ditujukan pada wanita yang tidak memasuki fase menyusui lagi.
BACA JUGA:Fun Walk for Hope, Langkah Kecil Melawan Kanker Payudara
Jumlah peserta dan keragaman - studi fase I relatif kecil dan homogene. Studi fase II harus lebih luas untuk memastikan efektivitas dan keamanan global.
Pendanaan berkelanjutan - riset didukung dana filantropis dan Departemen Pertahanan AS, namun potensi pemotongan anggaran bisa memperlambat pengembangan .
Kesadaran publik - vaksin kanker cenderung mendapat perhatian kurang dibanding vaksin infeksi, sehingga sosialisasi dan edukasi penting .
BACA JUGA:RSOS Menyelenggarakan Seminar, Dorong Kesadaran Kanker Payudara
Langkah awal vaksin itu memberi harapan besar walau masih panjang jalannya. Bila berhasil, artinya kita bisa menyambut masa depan yang lebih aman dalam mencegah kanker payudara.
Bukan sekadar mengobati, tapi benar‑benar menghentikan sebelum berkembang. Seiring penelitian lanjutan, masyarakat dan dunia medis perlu bersiap menyambut era baru dalam imunisasi kanker. (*)