HARIAN DISWAY - Forum Pendidikan Alternatif, sebuah wadah kolaboratif yang menaungi lembaga-lembaga pendidikan nonformal di Surabaya, kembali menyalakan lentera harapan di bulan Juli ini.
Menyambut Hari Anak Nasional 2025, mereka menggelar serangkaian kegiatan bertajuk "Suara Anak Kampung Membangun Negeri: Berani Berkarya, Berani Bersuara, Perjuangkan Asa."
Anak-anak dari kampung Tales dan Lebo Agung bersama Sanggar Merah Merdeka (SMM), komunitas Pijar dari kampung Pulo dan Tambak Mayor, Sanggar Alang-Alang di Joyoboyo dan Pulo, serta Lembaga Karya Dharma (LKD) dari Dupak dan Sidotopo—turut mengambil peran. Mereka bukan sekadar tampil; mereka berbicara, bercerita, dan menuntut ruang.
Selama bulan Juli, kegiatan berlangsung di berbagai titik kampung kota Surabaya. Agenda yang disusun meliputi diskusi publik untuk para orang tua yang menjadi bagian dari sanggar dan jaringan komunitas, pawai anak-anak keliling kampung, serta berbagai aktivitas seni yang membuka ruang ekspresi bagi anak-anak.
BACA JUGA:Jelajah Bangunan Terbengkalai, Hobi Anyar Anak Muda Tiongkok
BACA JUGA:Akhir Juli, Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk Anak Usia 7-17 Tahun
Ilustrasi anak-anak bermain. --pinterest
Rangkaian acara ini berpuncak pada tanggal 27 Juli 2025 dalam sebuah perayaan yang disebut "Panggung Asa". Dalam acara ini, anak-anak akan menampilkan karya terbaik mereka kepada publik.
Bentuknya bisa berupa pertunjukan seni, karya visual, puisi, dan bentuk ekspresi lainnya yang lahir dari lingkungan tempat mereka tinggal.
Tema besar “Suara Anak Kampung Membangun Negeri” menjadi semangat utama yang mengikat seluruh rangkaian kegiatan. Gerakan ini berupaya menunjukkan bahwa ruang berekspresi tidak hanya milik mereka yang hidup di pusat kota atau memiliki privilese.
Anak-anak dari kampung pinggir rel, dekat terminal, dan kawasan padat penduduk pun memiliki hak dan kemampuan yang sama untuk mencipta dan bersuara.
BACA JUGA:Anak SD Terjaring Sweeping Jam Malam, DP3A-PPKB Surabaya Berikan Pendampingan Intensif
BACA JUGA:Sekolah Rakyat Siap Beroperasi Pekan Depan, Anak Jalanan Masuk Prioritas Utama
Selain sebagai bentuk peringatan Hari Anak Nasional, kegiatan ini juga merupakan upaya jangka panjang untuk mendorong partisipasi sosial dan menciptakan ruang aman bagi anak-anak marginal.
Dengan pendekatan seni, budaya, dan pendidikan inklusif, kegiatan ini menciptakan momentum bagi anak-anak untuk membangun jejaring, mengembangkan potensi, dan memperjuangkan keadilan sosial.
Gerakan ini juga membuka kesempatan kolaborasi bagi masyarakat luas. Dukungan yang dibutuhkan tidak hanya dalam bentuk dana, tetapi juga publikasi media dan pendampingan komunitas yang berkelanjutan.
Semua pihak diajak untuk berpartisipasi dalam membangun ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berpihak pada anak-anak kampung kota.