Pihaknya berharap agar peristiwa-peristiwa penting masuk dalam penulisan ulang sejarah dengan benar dan tidak direkayasa.
Pun diharapkan dari berbagai pihak dan masyarakat adanya transparansi dari Kementerian Kebudayaan terkait perkembangan penulisan ulang sejarah. (*)
*) Mahasiswa Magang Prodi Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya