Inovasi dari mahasiswa UNAIR ini diciptakan untuk mengatasi rendahnya literasi kesehatan di kalangan remaja Muslim. Pengembangan SIHHIYA didasarkan pada pendekatan Theory of Planned Behavior (TPB) dan mengintegrasikan nilai-nilai maqashid syariah, terutama prinsip Hifdz al-Nafs (menjaga jiwa dan dan kesehatan).
Game SIHHIYA terdiri atas enam tingkatan pembelajaran. Masing-masing tingkatan berfokus pada aspek kesehatan yang berbeda:
Starta: Mengenalkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat personal.
Nazha: Berfokus pada upaya menjaga sanitasi lingkungan sekolah.
Zayya: Memberikan edukasi tentang gizi halal-thayyib dan konsep "Isi Piringku."
Wiqya: Mengajarkan strategi pencegahan penyakit berbasis komunitas.
Nafsy: Menjelajahi topik kesehatan mental, literasi digital, dan spiritualitas.
Sihhiya: Merupakan pencapaian final, di mana pemain membangun kota sehat Islami yang ideal.
BACA JUGA:Rekayasa Jaringan Buatan, Harapan Baru dari Laboratorium Unair
Game kesehatan Islami SIHHIYA bersaing dengan peserta lainnya untuk memperoleh Gold Medal. - FKM UNAIR - Harian Disway
“SIHHIYA kami rancang tidak hanya untuk menyampaikan edukasi kesehatan, tetapi juga menginternalisasi nilai-nilai Islam secara aplikatif dalam kehidupan sehari-hari,” jelas Fathi.
Tujuan dari kolaborasi lintas disiplin ini adalah dapat menghasilkan solusi yang dampaknya luas. Proses pengembangan SIHHIYA memiliki beberapa tahapan, seperti studi pustaka yang mendalam, focus group discussion (FGD) dengan melibatkan siswa dan guru Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), serta pengembangan desain game yang menarik.
Desain game ini mencakup berbagai unsur menarik, seperti mini-game, kuis, dan sistem penghargaan yang didasarkan pada pencapaian pengguna. Karya SIHHIYA tim UNAIR memperoleh sambutan hangat dan apresiasi tinggi dari dewan juri internasional.
BACA JUGA:PPN Naik 12 Persen, Pakar Ekonomi UNAIR Nilai Sebaiknya Tingkatkan Sektor Investasi dan Ekspor
Para juri menilai inovasi ini berhasil menggabungkan teknologi, edukasi, dan nilai-nilai spiritual dalam satu solusi yang sangat aplikatif. Bahkan, salah satu juri menganjurkan agar SIHHIYA dikembangkan lebih lanjut menjadi sebuah platform pembelajaran berbasis Islam yang bisa diterapkan secara luas di berbagai sekolah Islam di luar negeri.
Fathi adalah sosok yang mengutamakan pentingnya kolaborasi dan keberanian untuk memulai. Baginya, memulai tidak harus menunggu sempurna. Cukup diawali dengan isu yang ada di sekeliling dan tanamkan niat sebagai berkontribusi untuk umat. Ilmu dan agama bisa berjalan bersamaan.