HARIAN DISWAY - Dunia bergerak cepat. Semua ingin serba instan. Makanan instan, hiburan instan, bahkan pencapaian hidup pun ingin serba cepat.
Tapi di tengah hiruk-pikuk yang terus menuntut "lebih", muncul satu tren yang justru bergerak ke arah sebaliknya: gaya hidup minimalis.
BACA JUGA:Mindful Consumption & Minimalisme: Tren Gaya Hidup yang Bikin Hidup Lebih Ringkas dan Bahagia
Itu bukan sekadar tren buang-buang barang atau menata rumah ala Pinterest. Gaya hidup minimalis lebih dalam dari itu.
Gaya hidup minimalis adalah seni memilah. Antara mana yang benar-benar penting dan mana yang hanya membuat hidup kita sesak.
Itu adalah kesadaran untuk menyederhanakan. Bukan hanya ruang fisik, tapi juga pikiran dan tujuan hidup.
BACA JUGA:Dari YOLO ke YONO: Gaya Hidup Gen Z yang Lebih Bijak
Bukan Soal Kosong, Tapi Soal Cukup
Hidup minimalis adalah hidup dalam kecukupan.--unsplash.com.
Banyak yang keliru mengira hidup minimalis itu berarti hidup dalam kekurangan. Padahal justru sebaliknya. Hidup minimalis adalah hidup dalam "kecukupan".
Cukup punya satu sepatu yang nyaman. Daripada punya sepuluh tapi jarang dipakai. Cukup punya waktu tenang buat diri sendiri. Daripada punya jadwal penuh tapi bikin stres.
BACA JUGA:One-Stop Living, Solusi Cerdas Gaya Hidup Lebih Efisien dan Praktis
Slogan "less is more" bukan cuma kalimat keren untuk caption Instagram. Tapi itu merupakan cara pandang hidup.
Saat Anda berhenti mengumpulkan hal-hal yang tidak perlu, Anda justru mulai mengalami hal-hal yang penting. Hidup terasa lebih ringan. Karena Anda hanya membawa beban yang perlu.
BACA JUGA:Manfaat Dopamine Detox untuk Gaya Hidup yang Seimbang
Manfaat Gaya Hidup Minimalis
hidup minimalis bukan tentang jadi sempurna. Tapi tentang jadi sadar.--unsplash.com.