Sementara panggung utama baru dibuka pukul 14.30 WIB. Usai sambutan MC pukul 15.00 WIB, rangkaian penampilan akan berlangsung hingga malam hari.
Penonton akan diajak masuk ke aliran musik, dari sore yang hangat hingga malam yang dingin namun penuh energi jazz.
BACA JUGA:Rouge Siap Hibur Jamaah Al-Jazziyah di BRI Jazz Gunung Series 2 Bromo, Sajikan Jazz Kelas Eropa!
Sehari sebelum acara, pada 8 Agustus 2025, PT Jazz Gunung Indonesia menggelar jumpa pers di Hotel Santika Banyuwangi.
Jumpa pers BRI Jazz Gunung Series 3 Ijen, dari kiri: Bagas Indyatmono, Edy Dwi Sutrisno, Yudhi Romansyah, dan Eko Rastiko.-Guruh D.N.-Harian Disway
Hadir empat narasumber. Yakni Edy Dwi Sutrisno (GM Hotel Santika Banyuwangi), Yudhi Romansyah (Pejabat Pengganti Sementara Pemimpin Cabang BRI Banyuwangi), Bagas Indyatmono (CEO Jazz Gunung Indonesia), dan Eko Rastiko (personel Jazz Patrol Kawitan).
Yudhi menyampaikan bahwa gelaran itu bukan sekadar hiburan, tetapi sekaligus memberdayakan ekonomi lokal. “Kami menghadirkan UMKM Banyuwangi untuk ikut meramaikan, agar musik jazz juga menjadi penggerak ekonomi,” ujarnya.
BACA JUGA:Monita Tahalea Tantang Suhu Dingin di BRI Jazz Gunung Series 2 Bromo, Kabut Jadi Kendala!
Edy menambahkan bahwa Jazz Gunung menjadi magnet untuk mendatangkan musisi berkualitas. “Suliyana adalah salah satunya. Beliau adalah ikon musik Banyuwangi masa kini,” katanya.
Eko Rastiko turut membagi kisah kelompoknya, Jazz Patrol Kawitan. Awalnya, kelompok itu bernama “Banyuwangi Putra”. Berasal dari Desa Tumenggungan, Banyuwangi.
Karena format musik mereka identik dengan jazz, maka nama mereka diubah menjadi Jazz Patrol.
BACA JUGA:Special Show Monita Tahalea Hangatkan BRI Jazz Gunung Series 2 Bromo
"Kami lantas menambahkan nama 'Kawitan'. Itu event dari desa kami. Lengkapnya 'Kampung Wisata Temanggungan'. Maka jadilah kelompok kami dinamakan Jazz Patrol Kawitan," ujar pemain angklung tersebut.
Dengan kombinasi musik berkualitas, keindahan Ijen, dan sentuhan budaya lokal, BRI Jazz Gunung Series 3 Ijen 2025 diharapkan meninggalkan kesan yang membekas di hati penonton.
“Ajang ini adalah ruang apresiasi bagi musisi jazz Indonesia maupun internasional,” tutup Bagas Indyatmono. (*)