HARIAN DISWAY - Ibu kandung Prada Lucky, Sepriana Paulina Mirpey, mengungkapkan pendapat yang beda dengan aparat terkait jumlah pelaku pembunuhan anaknya.
Menurutnya, jumlah pelaku penyiksaan terhadap putranya mencapai 20 orang, bukan 4 seperti yang sebelumnya diumumkan.
“Dia bilang senior, dia sebut namanya satu Bamat, satu Dansintelnya, dia bilang begitu,” imbuhnya.
BACA JUGA:Kematian Prada Lucky di NTT, 4 Prajurit TNI Ditahan Polisi Militer
Dua nama disebut secara spesifik: Bamat dan Dansintel. Kematian Prada Lucky menjadi pukulan berat bagi keluarga, terutama bagi sang ibu.
Sepriana mengungkapkan bahwa tubuh anaknya dipenuhi luka di berbagai bagian. “Di tangan, di kaki, di badan, di belakang, semua ada,” sebutnya. “Lucky pernah bilang kalau dia mengalami penganiayaan, ‘mama saya dicambuk’,” ujar Sepriana menirukan kalimat putranya.
Peristiwa itu terjadi saat Lucky baru menjalani tugas di Batalion TP 834 Wakanga Mere, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.
Sepriana mengenang perjuangan Lucky untuk bergabung dengan TNI. Putranya harus mengikuti tes sebanyak 8 kali sebelum akhirnya diterima.
BACA JUGA:Dokter Muda Undip Bunuh Diri Gegara Dibully, Komisi IX: Reformasi Pendidikan Kedokteran!
Da merasa kehilangan itu sangat menyakitkan, terlebih karena terjadi bukan dalam tugas tempur, melainkan akibat kekerasan internal.
“Mati di medan perang saya terima karena bela bangsa, ini mati sia-sia di tangan seniornya. Proses mereka, pecat, bila perlu hukuman mati,” pintanya.
BACA JUGA:Siswa Kelas 3 SMP Ini Laporkan Kasus Bullying, Polres Pelabuhan Tanjungperak Periksa 9 Saksi
Sebelum kabar duka datang, Sepriana sempat merasa gelisah. Lucky yang biasanya rutin melakukan video call tiba-tiba tidak memberi kabar.
Tak hanya sang ibu, ayah Lucky, Serma Christian Namo, yang juga merupakan anggota TNI, turut meluapkan kekecewaannya.