HARIAN DISWAY - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyambut kedatangan Presiden Republik Peru, Dina Ercilia Boluarte Zegarra dalam agenda Indonesia-Peru Business Forum 2025. Pertemuan sekaligus memeringati 50 tahun hubungan diplomatik negara Indonesia dan Peru itu diselenggarakan di Menara Kadin Indonesia, Jakarta Selatan pada Senin, 11 Agustus 2025.
Anindya Bakrie, Ketua Umum Kadin Indonesia menyampaikan bahwa kunjungan ini dilakukan sebagai bentuk komitmen dalam memperkuat hubungan dagang dan investasi dengan Peru melalui Indonesia-Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement (IP-CEPA) yang akan segera ditandatangani.
"Kami sangat bersemangat untuk melakukan lebih banyak kerja sama dengan Peru, karena kami melihat stabilitas, pertumbuhan, progresivitas, dan kemauan untuk bekerja sama dengan Indonesia," ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwasannya memiliki persamaan pada visi serta kehati-hatian makroekonomi menjadi modal penting untuk membangun kemitraan.
BACA JUGA:Kejari Batu Bara Tahan Eks Kadinkes, Tersangka Korupsi BTT Senilai Rp 1,1 Miliar
"Di bulan Agustus ini, kita akan menandatangani IP-CEPA. Indonesia juga tumbuh stabil sekitar 5 persen selama 30 tahun terakhir, bahkan pada kuartal terakhir tumbuh 5,2 persen meski ekonomi global melambat," ujar Anindya.
Selain itu Anindya juga turut mendukung kepada prioritas Peru dalam pembangunan infrastruktur, mulai dari pelabuhan, bandara, hingga jalan tol.
Ia juga tegaskan bahwa peran Kadin sebagai wadah resmi seluruh pelaku usaha, mulai dari swasta, BUMN (Badan Usaha Milik Negara), UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), hingga koperasi untuk mendukung implementasi kerja sama.
"Indonesia memiliki pengalaman serupa selama 15 tahun terakhir dan siap berbagi pengetahuan. Kami ingin meningkatkan perdagangan dan investasi, baik di sektor otomotif, minyak sawit, maupun investasi di Peru untuk substitusi impor, termasuk di sektor pertambangan jika memungkinkan," ungkap Anindya.
BACA JUGA:Presiden Peru Dina Boluarte Tiba di Indonesia untuk Kunjungan Kenegaraan
Selain perdagangan, investasi Indonesia di Peru juga mulai berkembang. "Di antaranya adalah perusahaan mi instan dan Freeport, dan Peru juga merupakan produsen tembaga dan emas terbesar kedua di Amerika Latin,” jelas Anindya.
"Kita bisa menjadi navigator Peru di ASEAN, dan sebaliknya Peru menjadi navigator kita di Amerika Latin," pungkasnya.
Dina Ercilia Boluarte Zegarra, Presiden Republik Peru membeberkan bahwa pada 2024, Indonesia menjadi mitra dagang ke-6 terbesar Peru di Asia dengan nilai perdagangan bilateral mencapai 699,1 juta dolar Peso, naik 23 persen dibanding 2023.
BACA JUGA:Prabowo Kunjungi Jokowi, Bahas Hasil Lawatan Luar Negeri dan Tuntasnya CEPA
BACA JUGA:Istana: Anjuran Bekerja di Luar Negeri Bukan karena Minimnya Lapangan Kerja di Dalam Negeri