Pengabdian Masyarakat Internasional FTMM Unair

Rabu 13-08-2025,14:06 WIB
Reporter : Imron Mawardi*
Editor : Yusuf Ridho

Karena merupakan pulau kecil dan jauh dari daratan Sumenep, energi listrik di Gili Iyang sangat terbatas. Penggagas SEGTA Prof Retna Apsari lalu menginisiasi penggunaan energi listrik tenaga surya. Ahlinya cukup banyak di FTMM, terutama dari program studi teknik elektro. 

FTMM pun membangun beberapa charging shelter tenaga surya. Hal tersebut tentu sangat bermanfaat. Sebab, listrik di Gili Iyang dimatikan di siang hari. Difokuskan untuk malam hari yang memang sangat membutuhkan tenaga listrik. 

Selain itu, pengmas membantu konversi sepeda dan sepeda motor tenaga listrik. Itu memang salah satu masalah yang dihadapi warga yang tinggal cukup jauh dari daratan Sumenep. Sekitar 45 menit penyeberangan menggunakan perahu motor. 

BACA JUGA:Penyuluhan Tuberkulosis di Sumenep, Tim Program Pengabdian Masyarakat Fakultas Farmasi UNAIR Gunakan Bahasa Madura

Energi surya yang merupakan energi terbarukan itu juga dikenalkan kepada siswa-siswi di Gili Iyang. Khususnya, tentang solar cell dan mobil listrik yang ramah lingkungan. 

Yoga Utha, dosen FTMM, menjelaskan kepada peserta dan siswa tentang bagaimana teknologi solar cell dan kendaraan listrik dapat membantu menciptakan masa depan yang lebih bersih dan efisien. Sebanyak 22 siswa-siswi SMPI Nurul Iman Gili Iyang antusias mengikuti sesi pelatihan tersebut.

Selain energi, pengabdian masyarakat itu fokus pada permasalahan pangan. Tiga kegiatan digelar untuk hal tersebut. Salah satunya, penanaman pohon kelapa di lahan sekitar 1 hektare. Kelapa itu diharapkan memberikan dampak ekologis sekaligus ekonomi. 

Penanaman pohon kelapa tersebut untuk merespons terhadap isu-isu lingkungan seperti degradasi lahan, abrasi pantai, dan menurunnya kualitas tanah. Itu dapat membantu menjaga penggunaan ekosistem daratan secara berkelanjutan. Kegiatan di Gili Iyang ada lima kluster yang pada intinya menjaga agar kualitas oksigen tetap terjaga.

Lewat SEGTA, FTMM juga mengusung  pemanfaatan biofertilizer. Pupuk hayati berbasis mikroorganisme alami hasil dari fermentasi limbah organik. Biofertilizer  berfungsi untuk mendukung pertumbuhan tanaman sekaligus meningkatkan kesuburan tanah secara alami. Tanpa bahan kimia berbahaya. 

Tim memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang cara pembuatan dan aplikasi biofertilizer mandiri sehingga mereka bisa mempraktikkannya di lahan  mereka sendiri.

Kegiatan pengabdian yang lain adalah pengembangan sentra agrobisnis melon di Desa Kalianget Barat. FTMM akan membantu pengairan berbasis IOT (internet of things) pada lahan melon badan usaha milik desa (BUMDes) yang bisa dikontrol dari smartphone

Aplikasi itu sudah dipraktikkan dosen FTMM dalam pengabdian masyarakat pada pengembangan pertanian hidroponik di Pasuruan.

Jika bisa diwujudkan, itu akan membuat pengelolaan kebun melon menjadi jauh lebih efisian. Kebutuhan pupuk dan air bisa dikontrol melalui bantuan teknologi sehingga bisa lebih tepat. Hasilnya pun lebih menjanjikan karena kebutuhan tanaman benar-benar sesuai dengan yang dibutuhkan. 

SEJALAN DENGAN ENTREPRENEURIAL UNIVERSITY

Bagi Unair, gerakan Kampus Berdampak itu tak akan sulit. Sebab, itu sejalan dengan transformasi Unair dari reseacrh university ke entrepreneurial university. Unair sudah mengubah orientasi. Tidak sekadar menghasilkan riset-riset berkualitas, tapi juga menindaklanjutinya dengan hilirisasi dan kapitalisasi. 

Riset tdak sekadar menghasilkan output, tapi juga outcome dan impact pada stakeholder universitas, yaitu masyarakat dan industri. 

Kategori :