Sekitar pukul 10.00 WIB Salbiah belanja sayur di tukang sayur yang membawa gerobak dorong di dekat rumah Dea. Ternyata, Dea juga belanja sayur di sana. Dea dan Salbiah bertemu, mengobrol.
Salbiah: ”Setelah belanja, Bu Dea pulang, kemudian saya juga pulang.”
Sekitar pukul 11.00 Salbiah melihat Dea makan di teras depan. ”Dia bilang harus buru-buru makan karena mau hujan dan jemurannya banyak,” kata Salbiah.
Sekitar pukul 13.00 terdengar teriakan pria.
Salbiah: ”Pembantunya (Ade) teriak-teriak keras. Ia lari dari rumah Bu Dea ke sini sambil bilang, ’Bu… Bu… Bu Dea dibunuh.’ Saya kaget. Para tetangga kaget. Terus kami lari menuju rumah Bu Dea.”
Salbilah ditunjukkan Ade agar masuk dari arah pintu belakang rumah Dea. Salbiah mengikuti petunjuk itu.
Salbiah: ”Begitu sampai di bagian belakang rumah, saya lihat Bu Dea telentang berdarah-darah. Dia sudah tidak bergerak. Saya lihat, ada bekas tapak kaki berdarah yang mengarah ke pintu. Maka, saya tidak berani masuk. Biar itu diperiksa Pak Polisi.”
Para tetangga yang bersaksi, semuanya mengatakan, Ade berteriak histeris. Sambil mengatakan bahwa Dea dibunuh orang. Namun, Ade tidak menyebutkan ciri-ciri orang yang membunuh.
Dea meninggal dengan beberapa tikaman benda tajam. Jumlah tikaman masih belum diumumkan polisi.
Polisi tiba, memeriksa TKP, memeriksa para saksi. Saat tim polisi mengolah TKP, Ade sudah tidak di situ. Ia dicari polisi untuk dimintai keterangan, tapi tidak ada.
Polisi mencari Ade dan menemukan di rumahnya. Saat diperiksa, keterangan Ade tidak logis. Cenderung berbelit. Ia mengatakan Dea dibunuh, tapi ia tak bisa menyebutkan ciri-ciri pelaku pembunuhnya. Maka, Ade dibawa ke kantor polisi untuk diperiksa lanjut.
Akhirnya Ade mengaku ke polisi, ia membunuh Dea. Kasihumas Polres Purwakarta AKP Enjang Sukandi, kepada wartawan, mengatakan bahwa kronologi pembunuhan dan motifnya masih dalam penyidikan. Namun, tidak ada barang korban yang hilang.
Dari situ kelihatan, pelaku jago membikin alibi. Sampai-sampai Fery (awalnya) percaya bahwa keluarganya diteror. Pelaku juga tidak kabur setelah diduga membunuh. Ia malah histeris minta tolong tetangga.
Modus operandi pembunuhan itu jarang di Indonesia. Namun, banyak di negara-negara lain.
Film dokumenter pembunuhan di Spanyol berjudul Angi: Fake Life, True Crime, tayang di Netflix sejak 26 Mei 2025, berkisah tentang pembunuh yang jago merekayasa alibi. Pembunuh di film tersebut perempuan bernama Angi. Nama lengkapnyi Maria Angeles Molina.
Korban utama Ana Paez, perancang busana berusia 35 tahun di Barcelona. Dia sepuluh tahun berteman dengan Angi. Paez sangat percaya kepada Angi. Dia tidak menyadari Angi menipu keuangan dengan skema yang rumit.