BACA JUGA:Pembunuhan Suami oleh Istri di Kalimantan Selatan (Kalsel): Berebut Relasi Kuasa
BACA JUGA:Pembunuhan-Pemerkosaan Gadis Terborgol di Cisauk, Tangerang: Waspadai Pacar Toksik
Teror WA meningkat. ”Ade sering kirim WA ke saya di saat saya kerja di kantor, bahwa ada orang mondar-mandir di sekitar rumah kami. Bahkan, Ade menulis pesan, ada dua pria masuk rumah kami terus pergi lagi,” cerita Fery.
Fery dan istri gelisah. Namun, mereka tak tahu, benarkah ada orang mondar-mandir di sekitar rumah mereka pada siang hari? Sebab, Fery dan Dea sama-sama bekerja.
Tensi teror terus naik. Suatu malam, Ade dan Fery sedang berada di rumah (TKP). Tahu-tahu Ade mengatakan ke Fery, ada pria yang mengintai di kegelapan malam di dekat rumah tersebut.
BACA JUGA:Pembunuhan dalam Senyap, Istri Racuni Suami hingga Tewas di Jombang
BACA JUGA:Pembunuhan dan Mutilasi Itu Terkuak dari Cincin Bermata Love
Fery: ”Saya langsung mengambil golok. Ade juga membawa golok. Kami mendatangi tempat yang dikatakan Ade bahwa ada pria sedang mengintai di sekitar rumah kami.”
Hasilnya, tak ada apa-apa. Malam tetap sepi. Tidak ada orang di sekitar rumah. Namun, hal itu membuat keluarga Fery tertekan. Ia merasa diteror.
Fery: ”Kemudian, saya menemui polisi untuk konsultasi. Ia anggota Polres Purwakarta yang bertugas sebagai bhabinkamtibmas di Jatiluhur. Saran Pak Polisi itu, saya harus punya bukti. Misalnya, pesan WA di-capture. Kemudian, dari bukti itu saya bisa lapor secara resmi ke polres.”
BACA JUGA:Pembunuhan di Hotel DoubleTree: Anak Siapa Janin Itu?
BACA JUGA:Pembunuhan di Hotel DoubleTree Surabaya, Percayai Intuisi Bahaya
Polisi itu juga menyarankan ke Fery agar memasang kamera CCTV di sekitar rumahnya. Terutama, kamera mengarah ke depan. Supaya wajah yang yang mendekat ke situ terekam CCTV.
Fery memasang CCTV di depan rumahnya pada Selasa, 5 Agustus 2025. Ia pasang kamera di beberapa titik. ”Saya bilang ke Ade, dengan CCTV ini, wajah peneror bisa terekam, lalu kita serahkan ke polisi,” uar Fery. Reaksi Ade cuma menggut-manggut.
Namun, sejak itu tidak ada lagi teror. Tepatnya, Ade tidak pernah lagi lapor ke Fery bahwa ada orang yang mengintai. Sampai, Dea ditemukan terbunuh akibat tikaman senjata tajam bertubi-tubi.
Di hari pembunuhan Dea, Ade ada di TKP. Tetangga sebelah rumah Dea bernama Salbiah kepada wartawan menceritakan: ”Selasa pagi (12 Agustus 2025) saya lihat Ibu Dea pulang habis beli nasi uduk. Terus, dia masuk rumah.”