HARIAN DISWAY - Pada 29 Agustus 2025, komunitas Teater Gapus Surabaya menggelar Pentas Lab 2025 di Ruang WS Rendra, FIB UNAIR.
Menurut penuturan Ketua Gapus Nadiya, istilah Pentas Lab adalah singkatan dari “Pentas Latihan Anak Baru.” Sekaligus dapat dimaknai sebagai “pentas laboratorium”.
Ia berharap, karya tersebut dapat menjadi wahana bagi anggota termuda komunitas untuk berkreasi, berinovasi, belajar bekerja sama (teamwork), serta melatih pemahaman tentang keterampilan teater dan kesusastraan secara langsung.
Potret tim eksekutor pementasan Endgame Teater Gapus-Istimewa-
BACA JUGA:Teater Gapus Pentaskan Endgame, Bentuk Protes Sosial melalui Karya Teater
Dalam kesempatan itu, Teater Gapus memilih untuk menampilkan naskah absurd "Endgame" karya Samuel Beckett, yang terkenal melampaui batas konvensional teater.
"Naskahnya absurd. Beckett memang biasa menulis naskah yang melampaui batas konvensional," jelas Nadiya saat memperkenalkan pentas.
BACA JUGA:Kritik Fenomena Konsumerisme, Teater Gapus Garap Manufaktur Anatomi Kera
Kae, sutradara Pentas Lab 2025, mengungkapkan bahwa ia memiliki dua visi sederhana: menciptakan pentas yang baik sesuai keilmuan teater dan sekaligus menghibur penonton.
Setelah pertunjukan selesai, ia terlihat puas setelah mendengar derai tawa penonton dalam tiap adegan. “Saya cukup puas. Meski ada beberapa hal yang harus dibenahi,” ungkapnya.
Nadiya pun memberikan apresiasi terhadap kerja tim Teater Gapus yang mengeksekusi pentas berdurasi kurang lebih dua jam itu.
"Teman-teman Gapus muda membawa substansi eksistensialis dalam mementaskan naskah tersebut. Saya rasa mereka cukup berhasil menyampaikannya lewat adegan. Apalagi diselingi komedi satir yang membuat penonton tertawa. Khas Beckett," ujarnya antusias.
BACA JUGA:Kelas Penulisan Prosa dan Puisi Teater Gapus Hadirkan Penyair dan Prosais Top
Tema eksistensialis memang menjadi benang merah "Endgame". Seperti dialog Nell, “Memang tak ada yang lebih lucu dari derita. Kita selalu tertawa pada hal itu,”