Sementara itu, di Madura, rakyat melihat wakilnya di DPR, Said Abdullah –ketua Banggar DPR RI– dan putranya masuk jajaran anggota DPR terkaya. Ketika rakyat menjerit, mereka justru jalan-jalan.
BACA JUGA:Presiden Perintahkan TNI-Polri Bertindak, Prabowo Sebut Ada Indikasi Makar
BACA JUGA:Momentum Presiden Prabowo Subianto
Ironi yang terlalu menyakitkan.
Montesquieu pernah berkata, ”Kekuasaan tanpa batas membuat penguasa kehilangan akal.” Kini kalimat itu menjelma nyata. Para pejabat bicara dari menara gading, tuli terhadap jeritan rakyat.
BAYANGAN YANG MASIH MELEKAT
Yang membuat rakyat makin ragu: hampir semua figur kunci di kabinet adalah warisan Jokowi –dari panglima TNI, kapolri, hingga menteri strategis. Rakyat bertanya, apakah Prabowo sungguh presiden baru atau sekadar bayangan dari presiden lama?
BACA JUGA:Presiden Instruksikan TNI dan Polri Tindak Tegas Perusuh dan Penjarah di Seluruh Indonesia
Mereka masih ingat oligarki menari di atas penderitaan rakyat era Jokowi. Kasus korupsi bansos, proyek IKN yang jor-joran, dana pensiun dipertaruhkan. Bayangannya belum hilang. Maka, ketika rakyat mulai menyebut Anda ”presiden bayangan”, itu bukan ejekan. Itu peringatan.
RAKYAT TIDAK BUTUH JANJI
Cicero pernah menulis, ”Kita semua adalah budak hukum agar bisa hidup merdeka.” Namun, di negeri ini, hukum justru jadi budak penguasa. Maka, jangan heran bila rakyat lebih memilih hukum jalanan karena keadilan tidak mereka temukan di pengadilan.
Satirenya sederhana: negara ini ibarat rumah bocor. Atapnya rembes, dindingnya retak, tapi penghuninya sibuk membeli sofa baru untuk tamu. Api kecil di dapur dibiarkan, sampai akhirnya membakar seluruh rumah pejabat.
BACA JUGA:Presiden Perintahkan TNI–Polri Tindak Tegas Pelaku Anarkis
BACA JUGA:Presiden Prabowo Takziah ke Rumah Affan Kurniawan
Pak Presiden, rakyat tidak meminta surga. Mereka hanya meminta keadilan. Mereka tidak ingin terus dipaksa hidup dalam kepalsuan. Jika Bapak tidak berani jujur kepada diri sendiri, jangan salahkan jika rakyat menyalakan api.