Karena air keabadian sudah terlanjur tertelan, bagian kepala Rahu tetap hidup dan membalas dendam dengan menelan bulan.
Kisah itulah yang dipercaya sebagai penyebab gerhana bulan. Menariknya, hingga kini beberapa masyarakat India masih menganggap gerhana sebagai waktu yang kurang baik. Bahkan sebagian memilih untuk berpuasa saat gerhana tengah berlangsung.
BACA JUGA: Sejarah, Mitos, dan Perayaan Festival Kue Bulan
Kisah Rahu tertulis pada beberapa kitab Purana, yakni bagian dari kesusastraan Hindu yang memuat mitologi, legenda, dan kisah zaman dulu.
Kitab-kitab itu berjumlah 18 yang disebut sebagai Mahapurana. Penulisannya diperkirakan mulai tahun 500 sebelum Masehi.
3. Amerika Latin: Bulan yang Diserang Hewan
Suku Inca percaya bahwa Dewi Bulan atau Mama Quilla yang digigit oleh jaguar menyebabkan terjadinya gerhana bulan. --Pinterest
Suku Inca di Amerika Selatan percaya bahwa gerhana bulan terjadi ketika seekor jaguar menyerang Dewi Bulan, Mama Quilla.
BACA JUGA:Tip Memotret Gerhana Bulan Tanpa Ribet, Hasil Tetap Estetik
Warna merah yang muncul saat gerhana bulan dianggap sebagai darah yang menetes dari luka yang didapat oleh Dewi Bulan.
Oleh karena itu, masyarakat berteriak, bernyanyi, mengacungkan tombak, atau membuat suara keras untuk menakut-nakuti sang jaguar.
4. Tiongkok: Anjing Surgawi Sang Pemangsa
Tiangou adalah makhluk mitologis Tiongkok yang menyerupai anjing hitam dan dipercaya menyebabkan gerhana. --Pinterest
Dalam mitologi Tiongkok kuno, gerhana dipercaya terjadi karena Tiangou, anjing surgawi yang mencoba melahap bulan.
Untuk mengusirnya, masyarakat memukul drum dan panci. Ritual itu dilakukan dengan keyakinan bahwa suara bising akan menakuti Tiangou hingga melepaskan bulan kembali.
Ada banyak naskah kuno yang menyinggung tentang Tiangou. Seperti Guo Pu, seorang sarjana dari masa Dinasti Jin (3-4 Masehi) yang memberikan catatan tentang Tianghou.
Ada pula teks Shenxian Zhuan yang ditulis oleh filsuf Tao Ge Hong sekitar abad ke-4 Masehi, memuat kisah-kisah tentang Tiangou dan dewa-dewi lain.