Mengapa Membuka Payung di Dalam Rumah Dianggap Bawa Sial?
Mitos membuka payung di dalam rumah ternyata berakar dari sejarah, simbol budaya, hingga alasan logis yang masih relevan hingga kini.-istock-
HARIAN DISWAY - Membahas mitos memang tidak pernah ada habisnya. Apalagi, jika yang berkaitan dengan keseharian kita tanpa kita sadari.
Salah satu yang paling populer adalah larangan membuka payung di dalam rumah. Mitos itu terdengar sederhana tetapi memicu penasaran banyak orang.
Di tengah masyarakat modern yang serba logis, kepercayaan seperti ini tetap saja bertahan dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Sebagian orang menganggapnya sekadar kebiasaan lama, sementara sebagian lain masih merasa khawatir melanggarnya meski hanya untuk sekadar mengeringkan payung basah.
BACA JUGA:Sarat Mitos, Ini 6 Fakta Menarik Bunga Wijayakusuma
BACA JUGA:4 Mitos Penempatan Tanaman yang Masih Dipercaya Banyak Orang
Asal-Usul Kepercayaan
Larangan membuka payung di dalam rumah populer dan membudaya. Masyarakat yakin aksi tersebut membawa kesialan.
Keyakinan itu diwariskan turun-temurun tanpa banyak penjelasan logis. Lucunya, banyak yang kemudian hanya mengikutinya saja.
Meski terdengar ringan, kepercayaan ini sebenarnya memiliki akar sejarah cukup panjang dan tidak muncul secara tiba-tiba.
Pengaruh Sejarah dan Budaya
Dalam sejarah Mesir Kuno, payung digunakan adalah simbol status dan perlindungan dewa matahari. Membuka payung di tempat yang tidak layak adalah tindakan kurang hormat yang dapat mendatangkan nasib buruk.
BACA JUGA:Bahaya Minum Air Es Setelah Makan, Mitos atau Fakta?
BACA JUGA:Bongkar 6 Mitos Haid yang Masih Banyak Dipercaya
Kepercayaan inilah yang kemudian berkembang dan menyebar ke berbagai wilayah dunia melalui pengaruh budaya dan perdagangan.
Di Eropa pada abad ke-18, alasan larangan ini justru bersifat praktis. Pada masa itu, payung terbuat dari kerangka logam besar dan tajam sehingga berbahaya jika dibuka di dalam ruangan sempit.
Banyak kecelakaan kecil yang terjadi, dan lama-kelamaan masyarakat mengaitkannya dengan kesialan. Dari alasan praktis, mitos bertransformasi menjadi kepercayaan supranatural.
Simbolisme yang Menguatkan Kepercayaan

PAYUNG memiliki makna khusus sehingga membukanya di rumah dianggap mengganggu keseimbangan dan menghadirkan energi negatif.-istock-
Meskipun tidak terbukti secara ilmiah, simbolisme ini cukup kuat untuk membuat masyarakat tetap mematuhinya.
Apalagi, simbol-simbol budaya sering kali bertahan lebih lama dibandingkan fakta rasional karena diwariskan melalui cerita, nasihat, dan pengalaman keluarga.
Mengapa Mitos Ini Bertahan Lama?
Para pengamat budaya menyebutkan bahwa mitos bertahan karena adanya kombinasi antara kebiasaan, ketakutan, dan pengaruh sosial.
Ketika seseorang telah dilarang sejak kecil, larangan tersebut cenderung melekat meski ia tahu alasannya tidak sepenuhnya logis.
BACA JUGA:Fenomena Gerhana Bulan, Dulu Mitos, Kini Bisa Dinikmati Siapa Saja
BACA JUGA:5 Mitos tentang Mawar: Antara Legenda dan Simbolisme
Selain itu, mitos yang berhubungan dengan kesialan biasanya mudah diingat dan disebarkan. Ketakutan akan kemungkinan buruk membuat orang enggan mengambil risiko, sekalipun mereka tidak benar-benar percaya.
Penjelasan Logis di Era Modern

LARANGAN membuka payung di rumah lebih masuk akal karena terkait risiko keselamatan dan kondisi rumah yang bisa terdampak.-istock-
Di masa kini, larangan membuka payung di dalam rumah lebih mudah dipahami melalui penjelasan praktis.
Payung yang berukuran besar dapat merusak barang di sekitarnya atau melukai orang tanpa sengaja. Di rumah yang sempit, risiko ini semakin besar.
Selain itu, payung basah yang dibuka di dalam rumah dapat membuat lantai licin dan memicu kecelakaan.
BACA JUGA:Mitos Tanaman Makanan Ular di Balik Cantiknya Bunga Lempuyang
BACA JUGA:Berbuka Puasa dengan yang Manis, Mitos atau Fakta?
Alasan-alasan inilah yang jauh lebih logis dibandingkan asumsi supranatural, dan menjadi pertimbangan realistis bagi orang yang tetap menghindari kebiasaan tersebut.
Pandangan Masyarakat Modern
Banyak orang kini memandang mitos ini sebagai bagian dari cerita tradisional yang tidak perlu dipercaya sepenuhnya.
Mereka melihatnya sebagai warisan budaya yang menarik untuk dibahas tetapi tidak menentukan nasib seseorang.
Meski begitu, masih ada yang mempertahankannya sebagai bentuk penghormatan kepada orang tua, atau sekadar karena merasa lebih nyaman tidak melanggarnya. Pada akhirnya, pilihan itu kembali pada masing-masing individu.
BACA JUGA:Bahaya Minum Es hingga Mandi saat Demam, Ini Fakta Ilmiah di Balik Mitos Kesehatan
BACA JUGA:5 Mitos Seputar Kehamilan dan Faktanya
Larangan membuka payung di dalam rumah bukan sekadar kebiasaan aneh tanpa dasar. Kepercayaan ini lahir dari sejarah, simbolisme, risiko fisik, dan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Walaupun kini lebih sering dilihat sebagai bagian dari budaya dan bukan aturan sakral, mitos ini menunjukkan bagaimana suatu kepercayaan dapat bertahan dan membentuk perilaku masyarakat sampai hari ini. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: diolah dari berbagai sumber