Hari itu memang terbilang istimewa bagi para jurnalis peserta program CIPCC. ’’Ini pengalaman sekali seumur hidup,’’ ujar Tanzil Rahman dari Bangladesh.
Danish, kawan saya, terus menyunggingkan senyum. ’’That was unforgettable moment for me. Saya enggak pernah melihat begitu banyak presiden dan perdana menteri dalam satu ruangan yang sama,’’ ujarnya.
Ia memandang, parade militer itu adalah cara Tiongkok menunjukkan kekuatan pada dunia. Terutama, pada ’’musuhnya.’’
Filomeno Martins, jurnalis dari Timor Leste News Agency (Tatoli), mengaku perasaannya campur aduk. Ia meliput dari Lapangan Tiananmen. Melihat langsung parade militer. ’’Campuran respek dan penghormatan,’’ ujar lelaki yang sudah 4 tahun lebih menjadi wartawan itu.
’’Ini menunjukkan kekuatan dan kemampuan Tiongkok sebagai salah satu kekuatan dunia. Sejalan dengan visi Presiden Xi tentang tata dunia baru,’’ kata Filomeno.
Ya, perbincangan tentang parade itu memang sesekali menyembul di antara kami. Setidaknya sampai akhir pekan ini. Sebab, hari ini, Senin, 8 September 2025, kami menjalani kegiatan yang terpisah-pisah. Sebagian jurnalis diajak meliput ke Shenzhen dan Zhuhai. Saya dan seorang wartawati dari Uzbekistan ditugaskan ke Mongolia Dalam… (*/bersambung)