HARIAN DISWAY - Robert Lewandowski akhirnya keran golnya musim ini. Bukan bersaam Barcelona, melainkan bersama timnas Polandia. Striker 37 tahun itu kembali ke panggung internasional dengan cara yang khas: satu gol dan satu assist saat menaklukkan Finlandia 3-1, serta aura kepemimpinan yang masih kental terasa.
Sebelumnya, ia juga berperan besar saat Polandia menahan imbang Belanmda 1-1. Dua laga itu seakan menjadi panggung untuk membuktikan bahwa sang veteran masih punya tenaga dan naluri tajam.
Menariknya, Lewandowski menjalani dua peran berbeda dalam dua pertandingan tersebut. Saat menghadapi Belanda, ia mendapat tugas khusus yang jarang diberikan kepada striker: menempel ketat Frenkie de Jong.
Walau terlihat tidak biasa, misinya berhasil. Polandia mampu menahan salah satu tim kuat Eropa, dan gol penyama dari Matty Cash lahir berkat kerja keras kolektif, termasuk kontribusi Lewandowski.
Namun, ketika melawan Finlandia, situasinya berubah total. Kali ini, sang striker diberikan kebebasan penuh untuk kembali fokus menyerang.
Hasilnya langsung terasa. Lewandowski mencetak gol, memberi assist, dan terus jadi ancaman di depan gawang lawan. Ia mengaku menikmati peran tersebut, karena bisa lebih banyak terlibat dalam serangan dan memainkan insting alaminya sebagai predator di kotak penalti.
Bagi Lewandowski, dua laga itu terasa seperti re-start musim. Ia menyebut sudah menyiapkan diri agar benar-benar “meledak” pada bulan September.
Dengan jam bermain yang bertahap, 64 menit melawan Belanda dan 68 menit kontra Finlandia, ia menemukan ritme yang sempat hilang. Jeda internasional ini seakan memberinya bensin baru untuk kembali bersinar di level klub.
BACA JUGA:Polandia vs Finlandia 3-1, Robert Lewandowski Antar Bialo Czerwoni Pepet Belanda
BACA JUGA:Belanda vs Polandia 1-1, Oranje Selamat Berkat Denzel Dumfries
Kode Keras Untuk Hansi Flick
Robert Lewandowski siap merebut posisi utama ujung tombak Barcelona setelah jeda internasional-Judit Cartiel-Getty Images
Situasi Lewandowski di Blaugrana (sebutan Barcelona) memang sedang menarik. Di tiga laga awal La Liga musim 2025/26, Hansi Flick memilih menurunkan Ferran Torres sebagai starter di posisi nomor 9, sementara Lewy harus rela memulai dari bangku cadangan. Namun, penampilannya bersama timnas Polandia jadi semacam kode keras untuk sang pelatih: striker berkelas dunia seperti dirinya belum layak dikesampingkan.
Flick kini menghadapi dilema yang cukup pelik. Ferran sedang dalam performa bagus dengan mobilitas tinggi dan energi segar, tetapi Lewandowski membawa atribut berbeda: pengalaman, insting mencetak gol, serta mental juara.
Kombinasi itu jelas masih sangat berharga, terlebih Barcelona akan segera menghadapi laga besar di Liga Champions melawan Newcastle pada 18 September.
Selain pertimbangan taktik, ada faktor emosional yang tak kalah penting. Ini adalah musim terakhir Lewandowski dalam kontraknya bersama Barcelona. Artinya, setiap penampilannya bisa menjadi bagian dari warisan terakhir di Camp Nou.