Rupiah Melemah ke Rp16.634, Tekanan Datang dari Kebijakan Pemerintah dan Penguatan Dolar AS

Senin 22-09-2025,12:51 WIB
Reporter : Najwal Hamamah*
Editor : Taufiqur Rahman

HARIAN DISWAY - Nilai tukar rupiah kembali melemah pada awal pekan ini. Pada Senin 22 September 2025, rupiah dibuka turun sekitar 33 poin atau 0,20 persen menjadi Rp16.634 per dolar AS, dibanding posisi akhir pekan lalu di Rp16.601.

Pelemahan ini sejalan dengan tren mayoritas mata uang Asia yang tertekan oleh penguatan dolar AS dan meningkatnya sentimen risiko dari kebijakan pemerintah dalam negeri.

Analis menilai tekanan terhadap rupiah tidak hanya dipicu faktor eksternal, melainkan juga kebijakan ekspansif pemerintah. Beberapa langkah seperti injeksi likuiditas sekitar Rp200 triliun ke bank-bank BUMN, serta stimulus fiskal tambahan dalam paket 8+4+5 senilai Rp16,23 triliun, dinilai menambah beban fiskal. Program sosial Makan Bergizi Gratis (MBG) juga masuk dalam daftar belanja negara yang dikhawatirkan memperlebar defisit.

BACA JUGA:Menko Airlangga dan Menkeu Purbaya Beberkan Paket Ekonomi Baru Tahun 2025

BACA JUGA:17 Program Stimulus Ekonomi 2025 untuk Serap Tenaga Kerja dan Dukung UMKM

Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026, defisit diperlebar dari Rp638,8 triliun atau 2,48 persen produk domestik bruto (PDB), menjadi Rp689,1 triliun atau 2,68 persen PDB. Menurut analis, angka ini menimbulkan kekhawatiran pasar karena menandakan tambahan pembiayaan utang di tengah kondisi global yang tidak pasti.

Selain itu, keputusan Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan BI-Rate sebesar 25 basis poin ke level 5,00 persen pada Agustus lalu turut memberi tekanan. Suku bunga deposito diturunkan ke 4,25 persen, sedangkan lending facility menjadi 5,75 persen. Kebijakan ini dimaksudkan untuk menjaga pertumbuhan, namun pasar menilai langkah pelonggaran moneter berpotensi memperlemah daya tarik rupiah dibanding dolar AS.

BACA JUGA:Mata Uang Asia Kompak Melemah, Rupiah Tembus Rp16.560 per Dolar AS

BACA JUGA:IHSG Anjlok Usai Reshuffle, Menkeu Purbaya Optimistis Ekonomi Pulih Cepat

Faktor Eksternal

Dari sisi eksternal, dolar AS kembali menguat setelah pasar menunggu sinyal terbaru dari pejabat Federal Reserve mengenai arah kebijakan suku bunga. Indeks dolar yang naik tipis sudah cukup menekan nilai tukar mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.

Meski demikian, analis memperkirakan Bank Indonesia akan tetap melakukan intervensi di pasar spot, Non-Deliverable Forward (NDF), maupun melalui instrumen Surat Berharga Negara (SBN) untuk menahan pelemahan lebih lanjut. Proyeksi pergerakan rupiah hari ini berada di rentang Rp16.500 hingga Rp16.650 per dolar AS.

Dengan kombinasi faktor internal dan eksternal tersebut, pelemahan rupiah diperkirakan masih akan berlanjut selama pemerintah belum memberikan sinyal konsolidasi fiskal dan moneter yang lebih ketat. Pasar menanti kepastian arah kebijakan, terutama terkait defisit dan stimulus, sebagai penentu stabilitas rupiah di sisa tahun ini.(*)

*)Mahasiswa Magang Prodi English for Business and Professional Communication Pliteknik Negeri Malang

Kategori :