JAKARTA, HARIAN DISWAY - Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) dan Universitas Putra Malaysia (UPM) menggelar seminar antarbangsa, Senin 22 September 2025.
Seminar antarbangsa itu membawa pesan "Kelestarian Bahasa, Sastra, dan Budaya Nusantara untuk Abad ke-21". Rektor Unindra, Prof Sumaryoto menjadi pembicara utama di acara itu.
Sumaryoto dalam sambutannya menegaskan pentingnya kerja sama antarbangsa untuk menjaga warisan budaya dan bahasa.
"Kegiatan ini menjadi ruang bagi para pakar bahasa dan sastra untuk bertukar pendapat, menguatkan upaya pembelajaran, serta melestarikan budaya Indonesia dan Melayu," kata Sumaryoto.
Kata Sumaryoto, Unindra sendiri berupaya terus menunjukkan komitmen, salah satunya melalui pementasan wayang kulit yang digelar secara berkesinambungan.
Sementara itu. Dekan Pascasarjana Unindra, Assoc. Prof Sunar Wahid menambahkan, kolaborasi antara Unindra dan UPM ini menjadi contoh konkret eratnya hubungan akademik Indonesia–Malaysia.
"Seminar ini kesempatan berharga untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, sekaligus ide-ide inovatif dalam pelestarian bahasa, sastra, dan budaya nusantara," jelasnya.
Dari sisi Malaysia, pembicara utama dari Malaysia, Prof Asmiaty Amat, menyoroti upaya pengajaran dan pengembangan bahasa serta sastra Melayu di Malaysia.
BACA JUGA:Jaga Eksistensi Wayang, Unindra PGRI Melakukan MOU dengan 13 Stasiun TVRI
Ia menekankan perlunya dukungan pemerintah melalui kebijakan yang berpihak agar pembelajaran semakin kuat dan berkesinambungan.
Hadir dalam kegiatan itu, para pejabat dari Universiti Putra Malaysia hadir. Di antaranya Dr. Fazilah Husin yang mewakili Rektor UPM YBrs. Prof. Madya Dr. Hazlina Abdul Halim.
Seminar antarbangsa itu sendiri digelar secara hibrida (daring dan luring). Menghadirkan 120 makalah dari akademisi Indonesia dan Malaysia.
Kegiatan ini juga menandai momen penting di mana UPM untuk ketiga kalinya menyelenggarakan kegiatan di Indonesia. Dan Unindra menjadi perguruan tinggi swasta pertama di tanah air yang dipercaya untuk berkolaborasi.(*)