HARIAN DISWAY – Bloomberg New Economy kembali menggelar pertemuan rutin New Economy Forum. Tahun ini, para petinggi forum tersebut bakal berkumpul di Singapura pada 19-21 November 2025.
Salah satu yang akan hadir dalam forum tersebut adalah mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Tokoh 64 tahun itu resmi menjadi anggota dewan penasihat atau advisory board Bloomberg New Economy sejak April 2025.
Selain Jokowi, Bloomberg New Economy juga menunjuk 17 tokoh lain dari berbagai negara sebagai anggota dewan.
FORUM rutin Bloomberg Economy Forum menghadirkan para tokoh dunia barat dan timur yang tergabung dalam advisory board. Salah satunya, Jokowi.--bloomberg
BACA JUGA:Soal Dalang Kerusuhan Demo DPR, Hendropriyono: Nonstate Actor, Isinya George Soros sampai Bloomberg
BACA JUGA:Bos BTS dan Sutradara Squid Game Masuk Daftar Bloomberg 50
Kali ini, tema pertemuan adalah Thriving in an Age of Extremes. “Tatanan dunia lama sudah berlalu. Kini, dunia sedang mengevaluasi yang lama dan berlomba membentuk masa depan,” terang Erik Schatzker, direktur editorial Bloomberg New Economy, dalam keterangan resmi.
Michael R. Bloomberg, pendiri Bloomberg New Economy, menegaskan bahwa perekonomian yang didominasi AS sudah lama hilang.
Karena itulah, ia menginisiasi kelompok yang terdiri dari tokoh-tokoh penting dunia barat dan timur. Begitulah latar belakang terbentuknya Bloomberg New Economy yang salah satu penasihatnya adalah Jokowi.
BACA JUGA:Bakal Jadi Kekuatan Ekonomi Global, Presiden Jokowi Ajak Australia Berinvestasi di ASEAN
“Kami akan bersama-sama menjajaki prospek pertumbuhan ekonomi dunia karena ada dua kepentingan besar yang bertabrakan di sini. AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump yang kedua dan Tiongkok di bawah kendali Presiden Xi Jinping,” ungkap Bloomberg.
Dipilihnya Singapura sebagai lokasi pertemuan juga bukan tanpa alasan. Peran Singapura sebagai pusat finansial dan komersial Asia Tenggara menjadikannya titik penting dalam peta perekonomian baru. Sebab, Singapura juga menjadi jujukan Timur Tengah, Afrika, Eropa, dan tentunya AS.
“Berusaha tumbuh dalam situasi yang ekstrem seperti sekarang, sebagaimana tema pertemuan tahun ini, memaksa kita semua untuk menghitung ulang semua yang pernah kita rencanakan tentang perdagangan, teknologi, dan investasi,” tegas mantan wali kota New York City 3 periode itu sebagaimana dilansir Bloomberg.
BACA JUGA:Prabowo Jadi Tamu Hari Kemenangan Tiongkok, Bersanding dengan Xi Jinping hingga Putin
BACA JUGA:Tiongkok Melirik ASEAN, Xi Jinping Lawatan ke Tiga Negara
Untuk menghadapi tantangan baru, imbuhnya, negara-negara di dunia barat dan timur perlu membentuk aliansi baru demi meredam gejolak geopolitik.
“Bloomberg New Economy akan mengagendakan serangkaian diskusi untuk merumuskan strategi bertahan dan berkembang,” terang Bloomberg.
Wakil PM Singapura Gan Kim Yong menjadi tuan rumah dalam forum tersebut. Ia bertanggung jawab atas pertemuan penting tersebut bersama Co-Chair Bloomberg New Economy, Gina Raimondo dan Mario Draghi. Posisi Gan adalah honorary co-chair.
BACA JUGA:Khofifah Serap Pengalaman Singapura dalam Pembangunan Sumber Daya Birokrasi
BACA JUGA:Nama Ibu Prabowo Jadi Nama Spesies Bunga Anggrek di Singapura
“Singapura bangga menjadi tuan rumah forum berpengaruh seperti ini. Apalagi, saat ini, kita semua sedang menghadapi ketidakpastian global. Itu artinya, kolaborasi menjadi jauh penting lagi sekarang jika dibandingkan sebelum-sebelumnya,” ungkap Gan.
Jokowi akan hadir dalam forum penting tersebut sebagai perwakilan tokoh timur. Ia sejajar dengan Takeshi Niinami dari Jepang, Suresh Prabhu dari India, Jing Qian danKai Fu-Lee dari Tiongkok, serta Ravi Menon dari Singapura.
“Perdagangan global, investasi, dan inovasi telah berubah sangat drastis dan cepat. Maka, tidak ada lagi yang bisa mengandalkan perencanaan lama. Karena itulah forum ini hadir untuk bersinergi membentuk tatanan dunia baru,” tandas Schatzker. (*)