HARIAN DISWAY - Bernadya menghadirkan kegalauan di hari ke-2 Jazz Traffic Festival (JTF) 2025 pada Minggu, 28 Oktober 2025. Surabaya bagian Grand City yang panas seharian berangsur sendu begitu Bernadya hadir di atas panggung sekitar pukul 18.15 WIB.
Bernadya menjadi salah satu penampil yang memang sudah ditunggu-tunggu penonton sejak sore. Penyanyi asal Kota Pahlawan tersebut mengusung lagu-lagu andalan yang sudah akrab di telinga publik.
Mulai Lama-lama, Kita Kubur Sampai Mati, Kata Mereka Ini Berlebihan, Berlari, Masa Sepi, Satu Bulan, Untungnya Hidup Harus Tetap Berjalan, sampai Apa Mungkin.
BACA JUGA:Jazz Traffic 2025 Dimeriahkan Bermacam Subgenre, Denny Caknan pun Ajak Joget
BACA JUGA:Ardhito Pramono & Wijaya 80 Buka Jazz Traffic 2025 dengan Perayaan Patah Hati
Penonton yang sing along mulai nyesek saat Bernadya mengalunkan Satu Bulan dan Apa Mungkin. Nuansa gamon alias gagal move on dari mantan mengental seiring bermunculannya memori-memori galau di benak para penonton.
“Bohongkah tangismu sore itu di pelukku? Nyatanya pergiku pun tak lagi mengganggumu. Apa sudah ada kabar lain yang kau tunggu?”
Kata-kata Bernadya dalam lagu Satu Bulan itu diikuti penonton yang raganya di Grand City tapi pikirannya entah di mana sore itu...
Layar lebar di samping panggung mempertontonkan sejumlah penonton JTF 2025 yang berurai air mata saat ikut menyanyi bersama Bernadya. Salah satu di antaranya bahkan membawa kertas HVS bertulisan, "Bernadya, belum sebulan dia sudah jalan sama yang lain.”
PENONTON JTF 2025 membawa poster Bernadya pada Minggu, 29 September 2025. - - Jazz Traffic Festival 2025
BACA JUGA:Jazz Traffic Festival (JTF) 2025 Hadirkan Konser Musik Lintas Generasi, Ada Raisa Hingga Suara Kayu
BACA JUGA:BRI Jazz Gunung series 3 Ijen (3-habis): Jazz Banyuwangian Bikin Goyang
Membaca tulisan tersebut, Bernadya memberikan wejangan kepada penonton. Dia mendorong penonton move on karena itu bisa jadi pertanda akan menemukan pasangan yang lebih baik.
Penyanyi yang mendapatkan 3 piala AMI Awards 2024 itu menghibur salah satu penonton yang menggalau karena lagunya. Dia menandatangani poster yang dibawa si penonton. Aura galau seketika minggat dari penonton tersebut, wajahnya langsung berseri-seri.
Bernadya menutup penampilannya dengan Apa Mungkin. Lagu itu berisi ungkapan perasaan bersalah kepada orang tercinta. Lagi-lagi, penonton diajak galau lalu overthinking.