Benang Merah Sumpah Pemuda dari Kongres 1928 ke Masa Kini

Benang Merah Sumpah Pemuda dari Kongres 1928 ke Masa Kini

Momen bersejarah Sumpah Pemuda: tonggak persatuan yang menginspirasi generasi muda hingga kini.--wikipedia

HARIAN DISWAY - Peristiwa 28 Oktober 1928 menjadi salah satu episode penting yang membentuk identitas bangsa. Setelah lama terpecah belah, pada hari itu ikrar Sumpah Pemuda mengubah arah perjuangan menjadi lebih seirama. 

Sumpah Pemuda lahir dalam Kongres Pemuda II yang diselenggarakan di Jakarta. Perwakilan pemuda dari seluruh penjuru Nusantara seperti Jong Java, Jong Sumatra, dan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia sepakat bersatu.

Mereka mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa. Ikrar yang dirumuskan oleh Muhammad Yamin itu menjadi simbol kesatuan di tengah keberagaman. 

BACA JUGA:5 Cara Gen Z Bikin Hari Sumpah Pemuda Jadi Lebih Seru

BACA JUGA:5 Fakta Tersembunyi di Balik Sumpah Pemuda yang Jarang Diketahui

Sumpah Pemuda menandai peralihan dari perjuangan kedaerahan menuju gerakan nasional. Sebelumnya, perlawanan terhadap penjajah bersifat lokal dan terfragmentasi.

Namun, setelah ikrar tersebut, semangat persatuan menyatukan berbagai elemen bangsa dalam satu tujuan: kemerdekaan Indonesia. 

Dampak dari Sumpah Pemuda sangat signifikan. Ikrar ini membangkitkan rasa nasionalisme dan kesadaran akan pentingnya persatuan di kalangan pemuda.

Selain itu, Sumpah Pemuda juga mendorong pembentukan organisasi-organisasi baru yang berfokus pada perjuangan kemerdekaan, seperti Indonesia Muda. 

BACA JUGA:Tanggal 28 Oktober 2025 Memperingati Hari Apa? Ada Hari Sumpah Pemuda

BACA JUGA:Hari Sumpah Pemuda ke-97 Tahun 2025: Sejarah, Tema, dan Makna Logo Terbaru


PEMUDA INDONESIA bersatu di Kongres 1928, menegaskan satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa.-wikipedia-

Dalam konteks masa kini, makna Sumpah Pemuda tetap relevan. Semangat persatuan yang terkandung dalam ikrar ini menjadi landasan penting bagi generasi muda Indonesia.

Nilai nasionalisme juga perlu terus dijaga agar tetap kuat di tengah perubahan zaman. Terutama, dalam derasnya arus globalisasi. Generasi muda harus bisa menghadapi berbagai tantangan global secara bijak.

Kecenderungan viralitas dengan pembahasan isu yang memecah belah harus disikapi dengan berani. Pada 1928 silam, para pendahulu mengesampingkan semua perbedaan untuk fokus pada persatuan.

Kini, jangan sampai generasi modern malah menjadi gampang dipecah-belah karena isu atau rumor di media sosial.

BACA JUGA:Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2024, Menkomdigi Ajak Generasi Muda Bangun Sektor Digital

BACA JUGA:Refleksi Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2024: Pemuda dan Nasionalisme Organik

Selain semangat persatuan, Sumpah Pemuda juga menekankan pentingnya peran bahasa sebagai identitas nasional. Bahasa Indonesia menjadi sarana pemersatu yang menghubungkan berbagai suku dan budaya daerah.

Bahasa Indonesia menciptakan komunikasi yang efektif di seluruh Nusantara. Bahasa persatuan itu sekaligus memupuk rasa kebangsaan yang lebih kuat.

Sebagai generasi penerus, kita memiliki tanggung jawab untuk meneruskan semangat Sumpah Pemuda. Dengan memahami sejarah dan makna ikrar tersebut, kita bisa lebih menghargai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Pemahaman ini mendorong kita berkontribusi positif bagi pembangunan negara. Dengan demikian, semangat para pemuda 1928 tetap hidup di masa kini.

BACA JUGA:Sumpah Pemuda 2025: Semangat Baru Generasi Z untuk Indonesia

BACA JUGA:Pudarnya Gaung Ikrar Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda bukan hanya sekadar peristiwa sejarah, tetapi juga cermin dari tekad dan semangat juang pemuda Indonesia.

Mari kita teruskan perjuangan mereka dengan menjaga persatuan, menghargai keberagaman, dan berkomitmen untuk kemajuan bangsa. (*)

*) Mahasiswa magang dari Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: diolah dari berbagai sumber