Pemprov Harus Dampingi Ponpes Soal Kualitas Bangunan, DPRD Jatim Tegaskan Keselamatan Santri Prioritas Utama

Selasa 30-09-2025,15:10 WIB
Reporter : Indria Pramuhapsari
Editor : Indria Pramuhapsari

HARIAN DISWAY – Dua korban meninggal dunia akibat runtuhnya bangunan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Sidoarjo, pada Senin sore, 29 September 2025. Sedangkan, sekitar 85 lainnya terluka dan kondisi salah satu di antaranya cukup parah. 

Wakil Ketua DPRD Jawa Timur Deni Wicaksono mengungkapkan bela sungkawa mendalam terhadap keluarga para korban dan keluarga besar Ponpes Al-Khoziny.

Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Semoga korban yang wafat mendapat tempat termulia di sisi Allah SWT, dan korban yang dalam perawatan segera diberi kesembuhan,” katanya pada Selasa, 30 September 2025. 

BACA JUGA:BUMD Tak Produktif Bebani Anggaran, Deni Wicaksono: Merger atau Bubarkan Saja!

BACA JUGA:Negara Bukan Pebisnis, Deni Wicaksono Imbau Pemerintah Tak Pungut Berlebihan dari Rakyat

Dia menegaskan bahwa DPRD Jatim mengawal untuk memastikan para korban mendapatkan perawatan terbaik. “Baik dari aspek medis, psikologis, maupun dukungan lain yang diperlukan,” imbuh politikus PDIP tersebut.

Deni menegaskan bahwa audit menyeluruh terhadap bangunan pesantren perlu segera dilakukan. Khususnya, untuk ponpes-ponpes yang membangun atau memperluas areanya dalam waktu singkat.

Langkah itu penting untuk memastikan tidak ada cacat struktural yang berpotensi membahayakan keselamatan santri maupun masyarakat.

“Ini menjadi momentum bagi Pemprov Jatim dan pemkab/pemkot se-Jatim untuk membersamai ponpes-ponpes dalam pengecekan kualitas dan keamanan bangunan. Saya mendesak pemerintah dan lembaga terkait segera melakukan audit menyeluruh, membersamai ponpes dalam memastikan kualitas bangunannya,” urainya.

BACA JUGA:Deni Wicaksono Tetap Kawal Kasus Pungli SMAN 1 Kampak setelah Kepala Sekolah Dicopot

BACA JUGA:Deni Wicaksono Terima JTV Legislatif Awards 2025, Dedikasikan untuk Masyarakat Jatim

Dia menegaskan bahwa keselamatan santri dan masyarakat adalah prioritas utama. Apalagi, ponpes punya peran strategis dalam mendidik dan membentuk karakter anak bangsa. Oleh sebab itu, pemerintah daerah perlu melakukan pendampingan pada ponpes-ponpes yang sedang membangun. 

Pendampingan teknis, menurut ia, bisa dilakukan dengan mengirimkan ahli teknik sipil ke ponpes yang sedang membangun secara mandiri. Adapun, ponpes yang mendapat dukungan pembangunan dari dana pemerintah pasti didampingi oleh ahli manajemen konstruksi bangunan.

“Kualitas dan keamanan bangunan fasilitas pendidikan sangat penting bukan hanya untuk mendukung kegiatan pembelajaran, tetapi juga meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada lembaga-lembaga pendidikan, termasuk pesantren,” tutur alumnus Universitas Airlangga tersebut.

BACA JUGA:Deni Wicaksono Usulan Merger BUMD Bermasalah dan Merugi

BACA JUGA:Deni Wicaksono: Anggaran Kunker dan Pokir Dialihkan ke Program Pro Rakyat

“Sekali lagi, keselamatan santri dan masyarakat adalah prioritas utama.  Kejadian ini harus menjadi pelajaran bersama agar tidak terulang di masa depan,” pungkasnya. (*)

Kategori :