BELAKANGAN ini headline di berbagai kota ramai membicarakan dampak program makan bergizi gratis (MBG) sebagian orang tua menyambutnya dengan rasa syukur, tetapi tidak sedikit pula yang merasa khawatir.
Program yang mengusung tagline ”bergizi” itu memang terdengar menjanjikan dan solutif. Mengurangi angka stunting dan malanutrisi pada anak, ibu menyusui, dan ibu hamil terlihat menjadi program yang tepat sasaran. Namun, apakah makanan gratis tersebut benar-benar mampu mewakili makanan yang kaya gizi atau malah menjadi food insecurity?
Menu makanan MBG menjadi sorotan publik akhir-akhir ini. Beberapa menu makanan memang sudah mewakili kebutuhan nutrisi, namun ada pula yang sudah basi. Lalu , apakah korban-korban yang silih berganti tidak menjadi alasan untuk berhenti??
BACA JUGA:Marak Kasus Keracunan, YLKI Desak Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis!
BACA JUGA:Lapor: Uang Makan Bergizi Gratis (MBG) Diembat
Ibu Merry (nama samaran), seorang pegawai swasta yang tinggal di gang kos sempit di Surabaya, sekaligus ibu dua anak yang rutin menerima kotak makan bergizi setiap hari, menuturkan pengalamannya.
Menurut dia, program itu memang membantu meringankan tugasnya sebagai ibu yang biasanya harus menyediakan uang saku untuk anak-anak.
”Ya, jelas senang banget, Kak, dapat MBG. Tapi, katanya ada juga yang sudah basi,” ungkap dia kepada saya.
Rasa syukur yang disampaikan Merry tidak terlepas dari kekhawatiran terhadap kualitas makanan MBG.
BACA JUGA:Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Nasionalisme yang Memberdayakan Sumber Pangan Lokal
“Karena laporan makanan basi dari anak saya dan juga banyak berita keracunan MBG akhir-akhir ini, saya waswas dan khawatir banget, Kak.” tambahnya.
Pernyataan Merry tersebut juga menjadi bukti bahwa program MBG sudah mencapai tujuan pendukungnya. yakni, membantu ekonomi keluarga. Namun, juga menambah keresahan terkait keamanan makanan (food insecurity) yang dikonsumsi anaknya.
Menurut data Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), jumlah korban keracunan MBG sudah mencapai sekitar 6.452 orang dihitung sejak diluncurkannya program pada 6 Januari 2025 hingga akhir September 2025. Korban MBG pun sampai detik ini masih terus menerus bertambah.
BACA JUGA:Guru dan Tenaga Pendidik Akan Dapat Makan Bergizi Gratis Mulai Tahun 2026