Masa transisi itu dapat menyebabkan kesalahan penilaian. Karena informasi yang diperlukan belum sepenuhnya terserap.
Sebuah studi menunjukkan bahwa individu yang sering melakukan multitasking cenderung membuat keputusan impulsif. Lalu kerap mengabaikan detail penting.
BACA JUGA: Aplikasi dan Platform Baru yang Mempermudah Pekerjaan dan Hobi Anak Muda
BACA JUGA: Tuntaskan Pekerjaan, Pencitraan Kemudian
4. Menurunkan Kesehatan Otak
Multitasking mampu menurunkan kesehatan otak, menyebabkan penurunan fokus, dan meningkatkan kecemasan--freepik.com
Dalam jangka panjang, multitasking dapat berdampak negatif pada kesehatan otak. Sebab, multitasking mampu mengurangi kepadatan materi abu-abu dalam otak.
Anda sudah tahu, materi abu-abu merupakan bagian otak yang bertanggung jawab terhadap proses informasi dan koneksi antarbagian otak.
Penurunan kepadatan materi abu-abu dapat menurunkan kemampuan kognitif seseorang. Bahkan meningkatkan risiko masalah kesehatan mental.
5. Penurunan IQ
Penelitian dari University of London menunjukkan peserta yang mengerjakan berbagai tugas dalam waktu bersamaan mengalami penurunan IQ hingga 15 poin.
BACA JUGA: Mengenal Hippocampus, Gudang Memori di Otak Manusia yang Jarang Diketahui
BACA JUGA: ZenCore Zenius, Cara Menyenangkan Meningkatkan Kecerdasan Otak dengan Kuis Harian
Angka tersebut setara dengan rata-rata IQ anak berusia delapan tahun. Penurunan itu menunjukkan multitasking berpotensi menurunkan kecerdasan intelektual (IQ) secara signifikan.
6. Meningkatkan Peluang terjadinya Kesalahan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Stanford University, melakukan beberapa pekerjaan sekaligus dapat meningkatkan peluang membuat kesalahan.
Maka, alih-alih efisien, multitasking malah memunculkan masalah baru yang berdampak langsung terhadap hasil pekerjaan.
Cara Mengatasi Dampak Buruk Multitasking
Untuk menghindari multitasking, cobalah membuat to-do list atau menyusun prioritas pekerjaan--freepik.com
Agar terhindar dari dampak negatif multitasking, berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan.