Meskipun harus berpindah lokasi dan berkompetisi di tengah antusiasme pendaftar Surabaya yang membludak, Dance Generation hanya punya waktu persiapan yang sangat singkat.
"Untuk persiapan, kami lakukan selama satu bulan. Kami menghafal koreo. Kemudian memadukan banyak tarian di Indonesia Menari," ujar Kadek.
BACA JUGA:5 Fakta Menarik Tari Kecak Bali
BACA JUGA:Asal Usul Peringatan Hari Tari Sedunia 29 April
Dalam waktu satu bulan, mereka tidak hanya dituntut menguasai koreografi karya Bathara Saverigadi Dewandoro. Karya yang menonjolkan detail gerakan tangan khas berbagai daerah. Tetapi mereka juga harus membangun kekompakan.
Tentang kendala selama proses latihan dan lomba, Kadek menyebut bahwa koreografi menjadi tantangan terbesar.
"Kendala pasti ada. Yaitu menghafal gerakan. Kemudian detail-detail gerakannya itu lumayan agak rumit menurut kami," ungkapnya.
Kesulitan menghafal detail tersebut sejalan dengan kriteria penilaian juri. Bathara Saverigadi menekankan bahwa poin tertinggi adalah kemampuan peserta mempertahankan koreografi sesuai tutorial. Tentunya dengan detail yang akurat.
BACA JUGA:Tari Seblang Banyuwangi, Ritual Sakral Dari Ujung Timur Pulau Jawa
BACA JUGA:Gemerlap Festival Tari Tradisional di Maspion Square Rayakan Identitas Budaya Nasional
Keberhasilan meraih Juara 2 dan membawa pulang hadiah uang tunai senilai dua puluh juta rupiah tidak lantas membuat Dance Generation berpuas diri.
Bagi mereka, kompetisi itu adalah wadah berharga untuk menyalurkan kecintaan pada seni tari daerah.
Mengakhiri sesi wawancara, Kadek Dwi Saputra menyampaikan harapannya untuk Indonesia Menari di masa depan.
"Kami berharap Indonesia Menari diadakan setiap tahun. Dan semoga event-event serupa juga bermunculan. Sehingga Dance Generation semakin termotivasi untuk berkarya lebih baik lagi," ungkapnya.
BACA JUGA:Drama Tari Boddhisatva Tangan Seribu Versi Baru Sambut Tahun Baru di Shanxi, Tiongkok
BACA JUGA:Tradisi Lima Tahunan Upacara Unan-Unan, Upaya Melibatkan Pemuda dalam Melestarikan Budaya Tengger