7 Buku Inspiratif tentang Perjuangan Menghadapi Trauma, Temani Pemulihan di Hari Trauma Sedunia

Kamis 16-10-2025,22:07 WIB
Reporter : Maria Jeanice Clarista Padjo*
Editor : Indria Pramuhapsari

HARIAN DISWAY - Setiap orang punya cara sendiri-sendiri untuk bertahan. Ada yang memilih diam, ada yang bercerita, dan ada pula yang menuliskannya menjadi buku.

Dalam setiap halaman buku, tersimpan kisah perjuangan menghadapi luka, dan kehilangan. Selain itu, buku juga menjadi dokumentasi perjalanan panjang menuju pulih.

Hari Trauma Sedunia yang diperingati setiap 17 Oktober adalah momentum tepat untuk menengok kembali karya-karya yang lahir dari keberanian.

Buku-buku ini bukan sekadar bacaan, tapi teman yang memahami, menenangkan, dan mengingatkan bahwa proses pulih tak pernah berjalan lurus dan itu tidak apa-apa.

BACA JUGA:Hari Trauma Sedunia 17 Oktober, Dorong Kesadaran tentang Dampak Trauma

BACA JUGA:7 Film Tentang Trauma dan Pemulihan Diri, Tontonan Bermakna Spesial di Hari Trauma Sedunia

Berikut 7 buku inspiratif tentang perjuangan menghadapi trauma dan menemukan kembali makna hidup:

1. Man’s Search for Meaning (Viktor E. Frankl, 1946)


SAMPUL buku Man’s Search for Meaning karya Viktor Frankl, simbol harapan di tengah penderitaan.--kobo.com

Kisah nyata Viktor Frankl, seorang penyintas kamp konsentrasi Nazi, menunjukkan bahwa bahkan dalam penderitaan terdalam pun manusia bisa menemukan makna hidup.

Ia menyadari bahwa kekuatan terbesar manusia adalah kemampuan untuk memilih sikap terhadap situasi apa pun.

Buku ini bukan sekadar sejarah, tapi panduan untuk hidup lebih sadar dan berdaya. Frankl mengajarkan bahwa makna bisa ditemukan di mana saja. Termasuk dalam pekerjaan, cinta, bahkan dalam penderitaan sekalipun.

BACA JUGA:Sejarah Hari Pengentasan Kemiskinan Internasional yang Diperingati Tiap 17 OKtober

BACA JUGA:Hari Menopause Sedunia 18 Oktober: Sejarah, Tema dan Kenali Tanda-tandanya Menopause

2. When Things Fall Apart (Pema Chödrön, 1997)


BUKU When Things Fall Apart menggambarkan ketenangan di tengah kekacauan batin.--rockingbookscover.com

Pema Chödrön menulis buku ini saat hidupnya sendiri sedang jatuh. Ia mengajarkan bahwa ketenangan bukan berarti menghindari rasa sakit, tapi berani duduk di dalamnya.

Kategori :